“Terutama untuk ekspor, karena keuntungan sangat luar biasa namun tantangan juga besar. Namun demikian pihak karantina akan memberikan tips tips untuk ekspor,” ucapnya.
Dr. Nasir menuturkan, pihaknya mendukung penuh dengan digelarnya bimbingan teknis ini untuk belajar memproduksi serat abaka dari budidaya hingga bisa menjadi produk jadi.
“Jika memang menguntungkan kami akan mendorong, membimbing dan mengawal. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pandeglang juga telah bekerja sama dengan pihak perbankan dalam program KUR,” ujarnya.
Yang tak kalah menarik juga adalah presentasi dari narasumber yang menjelaskan tentang teknik budidaya dan keuntungan dalam bertanam pisang abaka.
“Di antaranya adalah budidaya pisang abaka cukup mudah dan tidak mengeluarkan biaya besar. Pisang abaka ditanam tumpang sari di bawah naungan tanaman lain,” kata Amat.
Untuk diketahui, Pisang abaka adalah salah satu species pisang yang merupakan tumbuhan asli Filipina namun tumbuh liar dengan baik di berbagai daerah di tanah air, salah satunya adalah di Saketi, Pandeglang. Serat abaka terkenal dalam perdagangan internasional sebagai serat berkualitas tinggi.
Serat inilah yang dimanfaatkan secara umum untuk membuat jenis tali misalnya tali kapal, industri kertas berharga (uang, dokumen, memograft, kertas saring), industri rumah tangga (karpet, jok, wall cover, tirai, taplak), industri otomotif (dashboard, doortrime, interior mobil) dan lain-lain.
