SERANG, EKBISBANTEN.COM – CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menyatakan, ada sejumlah pertimbangan sektor properti harus menjadi fokus utama pemerintah dibandingkan dengan sektor otomotif dalam menggerakan ekonomi nasional.
“Karena perputaran uang di sektor properti tidak dapat dianggap enteng, bahkan mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan sektor otomotif, apalagi bila dihitung sampai pada industri ikutannya,” kata Ali dalam keterangan tertulis kepada Ekbisbanten.com, Jumat (19/2).
Mengingat kata dia, paling tidak ada 175 industri yang terkait langsung maupun tidak langsung di sektor properti. Sehingga, properti sebagai lokomotif ekonomi harusnya juga menjadi sektor prioritas untuk dapat menggerakkan ekonomi nasional.
“Artinya pemerintah pun harus matang mempertimbangkan kemungkinan stimulus yang benar-benar tepat sasaran dari sisi permintaan di sektor properti. Karena sektor properti tidak sepenuhnya kehilangan daya beli di segmen tertentu. Bahkan berdasarkan data yang ada, terjadi anomali di dunia properti, dimana tingkat penjualan rumah di segmen harga Rp 1 – 2 miliar pada tahun 2020 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2019,” jelas Ali.
Baca Juga : IPW Sambut Baik Kebijakan DP Nol Persen Pembelian Rumah
Berdasarkan riset yang dilakukan Indonesia Property Watch, meskipun penjualan sepanjang tahun 2020 menurun 31,8 persen dibandingkan tahun 2019, namun kenaikan justru terlihat di segmen Rp 1-2 miliar yang tumbuh 12,5 persen.
“Sedangkan segmen lainnya mengalami penurunan bervariasi,” katanya.
Indonesia Property Watch mengungkapkan beberapa alasan lain mengapa sektor ini harus dipertimbangkan sebagai prioritas untuk menggerakkan roda ekonomi nasional.
Pertama, berdasarkan riset dari Real Estat Indonesia (REI) penyerapan tenaga kerja di sektor ini mencapai 19 jutaan orang. Belum lagi tenaga kerja dari industri yang terkait langsung maupun tidak langsung dapat mencapai 11 jutaan orang.
Baca Juga: Mitsubishi Pajero Sport Facelift 2021 Digandrungi Warga Banten, Simak Alasannya!