EKBISBANTEN.COM – Dua program baru yakni Gerakan Orang Tua Asuh (OTA) dan program gizi berbasis pangan diluncurkan oleh Laznas Yatim Mandiri.
Peluncuran tersebut dilakukan jelang momentun Hari Anak Nasional tahun 2023.
Adapun tujuan program itu adalah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan 340 santri yatim penghafal al Qur’an di SMP dan SMA Insan Cendekia Mandiri Boarding School, serta 89 santri Asrama Yatim Mandiri dan 99 santri yang menempuh pendidikan vokasi setingkat D1 di Mandiri Entrepreneur Center.
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Laz Yatim Mandiri, Miftahur Rahman mengungkapkan gerakan Orang Tua Asuh adalah bagian dari program kepedulian Yatim Mandiri untuk menjamin pendidikan anak yatim dari keluarga kurang mampu atau dhuafa.
“Program ini melibatkan sistem pengasuhan di Sekolah Unggulan Insan Cendekia Mandiri Boarding School, Asrama Yatim Mandiri, dan Mandiri Entrepreneur Center,” katanya dalam rilis yang diterima Ekbisbanten.com, Sabtu (22/7).
Miftahur menjelaskan sistem pengasuhan ini mencakup jaminan biaya pendidikan, asrama, dan kebutuhan sehari-hari para siswa dan santri yang dikelola oleh Laz Yatim Mandiri.
“Para siswa dan santri juga mendapatkan pola pengasuhan yang tepat untuk meningkatkan prestasi pendidikan dan ibadah,” ungkapnya.
Adapun target prestasi bagi siswa Insan Cendekia Mandiri Boarding School adalah minimal menghafal 3 juz di tingkat SMP dan 3 juz di tingkat SMA.
Santri Asrama Yatim Mandiri diharapkan menghafal juz 30, sementara lulusan Mandiri Entrepreneur Center diharapkan mandiri dalam ibadah dan ekonomi.
Orang tua asuh atau donatur Yatim Mandiri mendapatkan beberapa benefit, seperti laporan peningkatan belajar anak secara berkala, informasi tentang prestasi anak asuh, kesempatan untuk berinteraksi dengan anak asuh, dan doa yang selalu didoakan dalam setiap kesempatan.
Program ini terbuka untuk berbagai kalangan dan setiap anak bisa didukung oleh lebih dari satu orang tua asuh.
“Donatur juga diharapkan dapat merasakan pengalaman menjadi orang tua asuh dan menerima laporan tentang perkembangan anak asuhnya, sehingga mereka tahu bahwa kontribusi mereka bermanfaat bagi pendidikan anak asuhnya,” pungkas Miftahur.*