Oleh: M. Chairul Arifin
Penulis merupakan Purnabakti Kementerian Pertanian sekaligus Alumni Universitas Airlangga (UNAIR)
KETUPAT pasti di jumpai hampir di setiap rumah tangga yan merayakan Idul Fitri. Di hari yang fitri tersebut mungkin perut kita seharian diisi oleh ketupat dan lauk pauk gandengannya yaitu opor ayam yang bersantan lezat, sambel goreng kentang ati, karang binaci dan sayur papaya muda yang diiris kecil-kecil campur dengan tahu goreng dilengkapi dengan rendang.
Seolah mau melepas rasa lapar puasa yang sebulan penuh, maka perut kita diisi juga dengan kue kering yang dulu biasa dibuat beberapa hari sebelum 1 Syawal tiba oleh para ibu yang berpeluh keringat di depan pemanas oven.
Kandungan Gizi
Tetapi tahukah anda, tentang ketupat itu?. Ketupat yang berbahan dasar beras lalu dimasukkan pada tempat anyaman janur dengan bentuk prisma segi empat itu ternyata memiliki makna yang dalam. Sejak abad 15-16 Masehi ketika Islam memasuki tanah Jawa, ketupat banyak dijadikan makanan penting sesudah 1 Syawal. Agar orang berpuasa maka sesudah puasa Ramadhan 30 hari lalu dirayakan jadi Lebaran dengan menu ketupat. Kandungan gizinya dari berat 160 gram mengandung hanya 32 kkal, dan 43,2 gram karbohidrat, 0,112 gram lemak serta 2,24 gram protein.
Di jaman Sunan Kalijaga, ada 2 jenis ketupat yaitu Bakda lebaran dan Bakda ketupat. Bakda lebaran artinya ketupat yg disantap waktu 1 Syawal dan Bakda ketupat, dinikmati seminggu sesudah 1 Syawal . Biasanya sehari sesudah lebaran orang masih berpuasa Sunnah selama 6 hari dan dirayakan jadi Lebaran ketupat kalau sudah usai.
Arti Ketupat
Apa arti ketupat ? Ketupat dari kata ‘Ngaku lepet dan Laku papat’ disingkat jadi ketupat. Ngaku lepet artinya mengakui kesalahan kita selama ini dan laku papat kesalahan kita yang empat.
Sehingga 1 Syawal itu dapat dimaknai sebagai Lebaran yaitu telah usai nya kita melakukan ibadah puasa dan merayakannya 1 Syawal (lebar arti kata bar selesai). Kedua, ‘Luberan’ yaitu melimpah harta kita sehingga dapat diberikan pada fakir miskin. Mungkin ini ibaratnya zakat dan sadaqah kita. Ketiga, ‘Leburan’ yaitu semuanya lebur, kembali kepada Allah SWT dan kita saling maaf memaafkan. Dan keempat Laburan’ yaitu ibaratnya dinding yang putih bersih sama dengan tindakan kita yg akan datang agar tetap menjaga kebersihan dan kesucian.
Filosofi Ketupat
Sedangkan filosofi dari ketupat, adalah Kiblat Papat Lima Pancer. Artinya dari keempat sisi ketupat menunjukkan arah mata angin, barat-timur-utara -selatan, dimaknai bahwa kemanapun manusia itu pergi akan kembali kepada Allah SWT. Ketupat yang terdiri dari anyaman janur berarti rumitnya kehidupan sehingga manusia penuh dengan dosa.
Bersisi empat itu dapat diartikan untuk melawan nafsu manusia yaitu nafsu amarah, sifat ermosional, marah yang dapat terjadi setiap saat pada seseorang. Kedua, nafsu aluamah yaitu ingin makan dan memenuhi hasrat laparnya.
Ketiga, nafsu Supiah ingin di sanjung dan memiliki yang indah saja. Dan keempat nafsu Mutmainah nafsu yang mengajak kebaikan dari kehendak dirinya. Oleh karena itu untuk melawan keempat nafsu ini dilakukan melalui puasa selama bulan Ramadhan.
Akulturisasi
Uraian diatas, sebenarnya adalah bentuk akulturasi sebagian nilai Islam pada budaya masyarakat Jawa yg pada waktu itu masih ada pengaruh kuat dari Hindu dan Budha menjadi tradisi Islam. Islam masuk dengan cara yang benar lewat budaya yang sepenuhnya tidak merombak ke arifan lokal masyarakat setempat hanya disesuaikan.
Kita berhutang budi banyak pada Sunan Kalijaga yang tanpa pertumpahan darah memasukkan Islam ke tanah Jawa. Di Madura misalnya, masih sering kita temui penduduk yg merayakan Hari Raya Ketupat, yang dirayakan seminggu sesudah 1 Syawal. Orang Madura menyebutnya sebagai Tellasan Topak. Ini bukti jaman akulturasi yang masih hidup sampai sekarang.
Selamat menyantap ketupat lebaran bersama pernak perniknya opor ayam yg bersantan lezat ditambah karang binaci dan rendang serta sayur papaya muda yg diiris. Lidahpun serasa bergoyang . Nyam…nyam….nyam.
Depok, April 2024
M.Chairul Arifin
*Tulisan diolah dari berbagai sumber