BACA: Bos BI Banten Ameriza M. Moesa Bagikan Momen Bahagia Lebaran 2024, Ini Pesannya
Selain itu, ada juga beberapa usulan nama lain seperti Al Chosiin, Baitul Chosiin, Al Chosiyain, Masjid Raya Nawawi, Al-Bantani, dan Masjid Al-Chosiyah Al Bantani.
Namun, setelah dipersoalkan beberapa pihak, pengurus masjid akhirnya memilih nama Al-Bantani.
Pada tanggal 4 Oktober 2010, Gubernur Banten mengeluarkan surat ketetapan No. 451.2/Kep.546-Huk/2010 yang menetapkan Masjid Raya Al Bantani sebagai nama resmi Masjid Raya Pusat Pemerintahan Provinsi Banten.
BACA: Khutbah Idul Fitri, Wari Syadeli: Hari Raya Mari Kita Bersyukur dan Gembira
Masjid Al-Bantani mulai dibangun pada Januari 2008. Masjid ini berdiri di atas lahan 2,8 hektar. Masjid seluas 13 ribu meter persegi ini bisa menampung 10 ribu jemaah.
Masji Raya Al Bantani diilengkapi fasilitas mumpuni, seperti basement dan empat menara setinggi 46 meter, pembangunan Masjid Raya Al-Bantani menelan anggaran sekitar Rp 102 miliar.
Pada kesempatan tersebut Yandri mengajak
mengajak seluruh rakyat Banten khususnya dan Indonesia untuk menjaga nilai-nilai Ramadan.
“Terutama nilai sosialnya. Jaga kekompakan, persatuan dan keguyuban, sehingga dari situ kita bisa banyak menyelesaikan persoalan. Jangan menciptakan persoalan baru,” katanya.
Oleh karena itu kata dia, dengan telah berakirnya Ramadan terus memelihata nilai-nilai Ramadan itu terutama kepedulian sesama.
“Jadi banyak persoalan di daerah kita harus peduli. Jangan tidak peduli. Itulah maknanya kita habblullah sekaligus hablumminannas,” katanya.***