CILEGON, EKBISBANTEN.COM – PT Krakatau Posco yang merupakan perusahaan manufaktur baja patungan antara Posco (Korea) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil melakukan uji penggunaan slag baja pada 6 Maret 2023 lalu.
Uji penggunaan slag baja tersebut untuk perbaikan tanah lunak (soft soil improvement) guna memperbaiki akses jalan di dalam kawasan PT Bio Inti Agrindo (BIA) yang merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit berlokasi di Asiki, Papua.
Diketahui, Soft Soil Improvement merupakan teknik perbaikan tanah lunak dengan mengubah karakteristik tanah dengan tindakan fisik seperti getaran ataupun dengan cara pencampuran tanah dengan bahan yang lebih kuat.
“Tujuan dari penggunaan metode ini ialah untuk meningkatkan kekuatan struktur pondasi jalan sehingga jalan akan stabil pada saat dilewati kendaraan terutama kendaraan berat,” kata Direktur Technology and Business Development Krakatau Posco, Zaenal Arifin Muslim, Rabu (24/5/2023).
Zaenal menyampaikan, slag baja merupakan produk samping dari proses pembuatan baja (steel making) yang ramah lingkungan, di mana penggunaannya dapat mencegah terjadinya banjir serta tanah longsor sebagai akibat dari aktivitas penambangan material alam.
“Slag Baja dalam hal ini berupa agregat slag dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, mulai dari konstruksi, pupuk, bahan perbaikan tanah lunak sampai proses pembuatan semen,” ujarnya.
Menurut Zaenal, ada sekitar 7.500 ton agregat slag digunakan untuk memperbaiki ruas jalan sepanjang 800 meter pada akses jalan perkebunan BIA dengan metode konstruksi pencampuran antara 70 persen soft soil dan 30 persen agregat slag.
“Pada aplikasi perbaikan tanah lunak, agregat slag dapat menyerap air yang terdapat di tanah lunak dan selanjutnya akan mengeras karena mempunyai sifat pozzolan seperti semen,” ucapnya.
Zaenal menambahkan, keutamaan lain dari penggunaan bahan agregat slag ini ialah dapat mengurangi biaya bahan baku karena memiliki harga yang lebih murah namun berkualitas baik.
“Hasil dari uji lapangan, penggunaan agregat slag mencatat rata-rata rasio kekuatan dasar jalan (CBR: California Bearing Ratio) yang dihasilkan mencapai 99 persen, yang artinya memiliki ketahanan yang tinggi di mana standar minimum CBR ialah 90 persen,” katanya.
Dengan melihat kualitasnya yang baik, kata Zaenal, hal ini tentunya berpotensi untuk meningkatkan penggunaan agregat slag yang lebih luas di skala nasional.
“Karena Indonesia memiliki sekitar 10 persen tanah lunak dari luas area Indonesia atau sekitar 20 Juta Ha, diharapkan inovasi yang Krakatau Posco lakukan ini dapat meningkatkan potensi penggunaan slag baja pada kebutuhan-kebutuhan sejenis ini,” pungkasnya.
Sebagai informasi, di tahun lalu slag baja Krakatau Posco telah mencapai tingkat daur ulang (recycle rate) sebesar 99,9 persen. Pada tahun ini, KRAKATAU POSCO telah menjadi pionir dan akan terus memberikan usaha terbaiknya dalam praktik ESG (Enviromental, Social, and Governance) dalam memberikan kebermanfaatan dari produk sampingan baja.*