Jumat, 22 November 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Saham Bank Banten Anjlok, Akademisi Sebut Investor Panic Selling

Ismatullah

| Kamis, 4 April 2024

| 05:07 WIB

Bank Banten
Akademisi Untirta Hady Sutjipto. (Foto: Facebook Hady Sutjipto)

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Harga saham PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk atau Bank Banten (BEKS) dalam sepekan terakhir terus mengalami penurunan alias anjlok.

Akademisi Untirta Hady Sutjipto menilai, terus menurunnya saham Bank Banten dalam sepekan terakhir karena investor lokal mengalami panic selling. Sehingga, saham BUMD milik Pemprov Banten itu tiap hari mengalami penurunan cukup drastis.

Sebelumnya, saham Bank Banten atau BEKS sempat bertahan di angka Rp50, namun kini berada di angka Rp26 per saham (3 April 2024).

BACA: Saham Bank Banten Anjlok Parah, Al Muktabar Tetap Santai

“Saya menduga karena pasar modal itu sangat rentan dan kadang tidak terkait erat dengan kinerja perusahaan sesungguhnya. Artinya kalau sekarang yang terjadi kenapa (saham BEKS) merosot dari tahun 2016 di angka Rp50, kemudian kemarin (April 2023) diangka Rp34 dan Rp28. Bisa saja ini panic selling,” kata Hady Sutjipto kepada Ekbisbanten.com, Rabu (3/4/2024).

Selain faktor panic selling, Hady menduga, terus anjloknya saham Bank Banten juga imbas kondisi ekonomi global yang tidak menentu yang ditandai kondisi geopolitik di Ukraina dan Gaza, kebijakan Bank Sentral Amerika dan kondisi ekonomi negara Cina dan negara Eropa yang bermasalah.

Ditambah kata dia, saham BEKS bagi sebagian investor pasar modal merupakan bukan saham unggulan. Sehingga cukup rentan dilepas ketika ada sentimen negatif dari pasar.

BACA: Harga Saham Bank Banten Hari Ini, Selasa 2 April 2024 Makin Anjlok, Jadi Rp 28

“Atau yang kedua, ini kan (BEKS) bukan saham unggulan. Ini mohon maaf kalau saya katakan seperti itu. Jadi dibandingkan dengan saham Telkom dan sebagainya itu sangat lebih rentan terhadap issue dan sebagainya,” katanya.

Padahal jika dilihat dari sisi kinerja perusahaan, saat ini Bank Banten sudah mencatatkan kinerja positif. Dari sebelumnya tiap tahun rugi terus kini menorehkan laba Rp26,59 miliar di tahun 2023.

“Jadi ini memang kompleks, maka saya katakan saham itu sebetulnya adalah pasar keuangan maya atau non riil, karena yang diperdagangkan lembaran kertas saham dan rentan akan ‘bermain’ isu dan sebagainya. Makanya bagaimana kita lihat orang kaya Amerika bisa bangkrut sebangkrut-bangkrutnya ketika sahamnya jatuh. Atau mendapatkan keuntungan ketika masalah Covid-19 kemarin saham di industri farmasi, medis, obat misal dan sebagainya langsung meningkat tajam. Ini yang saya lihat permainan saham seperti itu,” katanya.

BACA: Pj Gubernur Banten Sesalkan Insiden Pengeroyokan Ustaz di Serang, Minta Penegak Hukum Ambil Langkah Tegas

“Jadi ketika semakin turun maka panic selling dan orang pada melepas semua. Ya tentu semakin turun lagi. Jadi cara orang menghancurkan saham perusahaan bisa begitu. Dalam arti sahamnya diturunkan atau sebaliknya dinaikkan dengan cara melakukan aksi korporasi. Nanti saham itu seolah-olah dibeli oleh para perusahaan yang kuat dan naik lagi isunya. Ya itu permainan pasar saham,” pungkasnya.***

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top