Kendati demikian, jumlah tersebut masih berada dibawah target right issue BEKS senilai Rp1,8 triliun.
Berdasarkan data dari RTI Business usai rigsht issue, pergerakan saham BEKS dalam satu minggu terakhir mengalami penurunan sebesar 5,13 persen, yakni dari Rp78 menjadi Rp74 pada perdagan bursa saham sesi I, Selasa (2/11).
Tercatat investor lokal dengan kode broker MG, paling aktif dalam transaksi saham BEKS, dengan melepas saham BEKS sebesar Rp428 miliar.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin mengatakan, perolehan dana publik pada Penawaran Umum Terbatas VII (PUT VII) naik 92,8 persen dibanding perolehan dana pada PUT VI di awal tahun 2021.
“Raihan Ini membuktikan peningkatan pendanaan dari investor itu merupakan bentuk nyata kepercayaan publik terhadap Bank Banten untuk terus memacu kinerja perseroan agar dapat meraih laba dan memberikan dampak terhadap pembangunan ekonomi Banten,” tutur Agus.
Lanjut Agus, Bank Banten terus berkomitmen membenahi berbagai aspek internal untuk membenahi serta memulihkan kinerja keuangan di masa mendatang.
”Termasuk pembebanan biaya yang ditunda dan menjadi beban operasional tahun ini. Sehingga manajemen akan terus melakukan perhitungan secara ketat dan akurat mengenai amortisasi biaya sehingga tidak mengganggu pemupukan pendapatan operasional perusahaan,” tutup Agus.
Sebagain informasi, BEKS belum mendapatkan standby buyer dari PT Reliance Capital Management (RCM), yang berminat menyatakan untuk membeli saham BEKS, disebabkan keterlambatan waktu (PUT VII). (Raden)
]]>