Ali menyebutkan, meski pada tahun ini pasar property diproyeksi mengalami perlambatan 5-7 persen, pada tahun 2024 pasar property ada potensi mengalami peningkatan signifikan karena pemilu telah selesai.
“Di semester 1 ini yang terjadi perlambatan itu di semester 2 sebetulnya, jadi kalau satu tahun itu mungkin hanya 5-7 persen. Tapi ada potensi kenaikan 11-20 persen ketika di semester 1 2024,” katanya.
Menurut Ali Tranghanda, perlambatan pasar property tersebut akan terjadi di semua segmen pasar properti.
“Tapi khususnya untuk menengah ke bawah itu tidak akan terpengaruh oleh pemilu,” terangnya.
Sehingga kata Ali Tranghanda, konsolidasi pada tahun politik ini menjadi momentum yang tepat untuk menghadapi masa perlambatan pasar property.
“Sebetulnya yang perlu diwaspadai di 2023 ini harus menjadi tahun konsolidasi untuk bersiap ketika pemilu 2024 nanti selesai, karena kemungkinan akan meningkat cukup tinggi di 2024,” katanya.
“Jadi kalau kita lihat memang di sesi segmennya pun di Banten ini relatif bervariasi. Yang subsidi, yang menengah apalagi yang menengah atas itu mulai 2021-2022 segmen menangah itu sangat tinggi. Tapi untuk tahun 2023 sampai 2024 pergeseran akan terbali ke segmen gemuk,” sambung Ali.
Adapun segmen gemuk pasar property itu tambah Ali disegmen harga perumahan Rp300 juta hingga Rp1 miliar.
“Jadi bagi para pengembang memang harus masuk ke sana karena pasarnya sangat tinggi,” pungkasnya.***