Jumat, 20 September 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Menkes Sebut Kanker Serviks Jadi Pembunuh Terbanyak Wanita di Indonesia, Total 234.000 Meninggal Dunia

Esih Yuliasari

| Senin, 18 Desember 2023

| 07:00 WIB

Ilustrasi penyintas Kanker bersama dokter.
Ilustrasi Dokter yang sedang menguatkan penyintas Kanker. (FOTO: FREEPIK).

EKBISBANTEN.COM – Kanker serviks adalah pembunuh terbanyak wanita di Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin dalam rilis resmi Kemenkes dikutip Senin (18/12/2023).

“Sekitar 234.000 masyarakat Indonesia yang meninggal karena kanker, dan kanker serviks adalah pembunuh kedua wanita di Indonesia,” katanya.

Ia menjelaskan, kanker serviks disebabkan oleh virus dan itu dapat dieliminasi.

Sebab, 80 persen hingga 90 persen kanker serviks bisa dieliminasi apabila terdeteksi secara dini.

“Untuk kanker, kalau stadiumnya masih dini, sekitar 80 persen hingga 90 persen bisa sembuh kembali. Tapi, kalau stadium lanjut, 80-90 persen itu fatal dan mengakibatkan kematian,” tegas Budi.

Lebih lanjut, Budi menuturkan ada program untuk mengeliminasi kanker leher rahim.

Program pertama, melakukan imunisasi HPV untuk anak usia kelas 5 dan 6 SD dan remaja.

Setelah program imunisasi dilakukan, program kedua yang akan dilakukan adalah membuat vaksin HPV.

Vaksin HPV di Indonesia masih sangat kurang dibandingkan dengan populasi penerima vaksin.

“Vaksin HPV itu harganya mahal karena ketersediaan vaksin tidak sebanding dengan populasi yang ada,” ungkap Budi.

“Sekarang, sudah ada namanya (vaksin HPV) Nusagard. Kita harap ke depannya lebih banyak lagi yang bisa kita produksi di Bio Farma. Karena vaksinnya di level dunia juga kurang,” sambungnya.

Menurut Budi, Teknologi deteksi dini saat ini juga telah berkembang dengan adanya pemeriksaan HPV DNA yang menggunakan teknologi Polymerase chain reaction (PCR).

Karenanya, Ia menyampaikan rencana selanjutnya adalah menyediakan fasilitas untuk melakukan pemeriksaan HPV DNA berbasis PCR.

Saat ini, terdapat 16 provinsi yang akan difasilitasi PCR. Sebelum 2030, Kementerian Kesehatan menargetkan semua kabupaten/kota akan mendapatkan fasilitas pemeriksaan HPV DNA berbasis PCR agar deteksi dini kanker bisa dengan mudah dilakukan.

Program berikutnya yang Kementerian Kesehatan lakukan adalah terapi.

“Seluruh puskesmas akan diberi alat yang namanya thermal ablation (ablasi termal) yang mudah digunakan. Dengan adanya alat tersebut, apabila terdapat lesi maka bisa diterapi langsung dan dirawat di puskesmas,” pungkasnya.*

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top