Berdasarkan hal tersebut, Virgojanti berharap perayaan HUT ke-23 Provinsi Banten dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan pemecahan Rekor Dunia yang didapatkan dalam waktu singkat dan dapat diikuti oleh semua kalangan.
BACA: HUT Banten ke-23, Al Muktabar Jalan Sehat Bersama Ribuan Pendidik
“Kita terus upayakan perayaan ini bisa dirasakan semua masyarakat. Tidak hanya orang tua, pejabat atau lainnya tapi bisa dari anak-anak sampai dewasa yang kita maksimalkan rangkaian perayaannya,” jelasnya.
Sementara itu, Lutfi Syah Pradana memberikan apresiasi terhadap Provinsi Banten yang telah berupaya melestarikan budaya tradisional melalui Induk Olahraga (Inorga) Bermain Ketapel.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Pemecahan Rekor Dunia pada dasarnya terdapat dalam dua kategori yakni rekor yang bersifat umum dan rekor yang bersifat budaya. Dan Provinsi Banten berhasil melaksanakan Inorga Bermain Ketapel dengan target 2.300 pemain. Tetapi, berhasil melebihi target menjadi 2.385 dengan masing-masing pemain menggunakan 20 peluru. Ini memang seharusnya dicatatkan rekor dunia,” ungkapnya.
Dengan memecahkan rekor dunia dalam waktu 2 jam, Lutfi berharap Provinsi Banten mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kearifan lokal pada masing-masing daerah. “Semoga Provinsi Banten ke depannya makin maju sejahtera dan semakin berbahagia masyarakatnya,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Ketua Kormi Provinsi Banten Nuraeni, menjelaskan pemberian rekor dunia kepada Provinsi Banten ini merupakan hasil partisipasi masyarakat yang berkolaborasi dengan berbagai pihak. Dengan mengusung olahraga tradisional, menurut Nuraeni, mampu menjadi daya tarik masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan memecahkan rekor dunia.
Selain itu, Nuraini menjelaskan, Bermain Ketapel merupakan budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Pada masa perjuangan Ketapel merupakan salah satu senjata yang digunakan pejuang untuk mengusir penjajah. Selain itu, menurutnya, melalui permainan ketapel ini mampu melatih fokus kinerja masyarakat agar mampu tepat sasaran dalam melakukan segala aktivitas.
Pada saat ini, kata Nurnaeni, Inorga Bermain Ketapel diharapkan melatih diri untuk konsentrasi dan lebih fokus kepada satu sasaran.
“Dengan Bermain Ketapel, masyarakat yang ikut serta bisa lebih fokus dan konsentrasi agar lebih tepat ketika membidik segala sesuatu baik dalam bentuk perencanaan atau dalam bentuk implementasi di bidang apapun itu,” tandasnya.