SERANG, EKBISBANTEN.COM – PT Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Banten bersama Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) Provinsi Banten menggelar sosialiasasi inklusi keuangan kepada puluhan pengusaha usaha mikro kecil dan menangah (UMKM) di Banten.
Edukasi ini bertujuan untuk mendorong meningkatan literasi dan inklusi keuangan khususnya di kalangan UMKM, baik soal akses penjaminan ke Jamkrida Banten maupun permodalan kepada lembaga perbankan.
Kegiatan sosialisasi yang dibuka oleh Ketua DPW Asprindo Provinsi Banten H. Marzuki Syamsuri ini diselenggarakan di salah satu kafe di Kota Serang, Rabu (17/2).
Turut hadir dalam acara sosialisasi, Direktur Jamkrida Banten Ahmad Rohendi, Kepala Divisi Keuangan dan Investasi Jamkrida Banten Rasmin, Bendahara DPW Asprindo Banten Indrawati Sinaga, pengurus Apsrindo Banten dan 32 perwakilan pengusasa Banten.
BACA JUGA : Jamkrida Banten Buka Lowongan Kerja
“Diharapkan melelui sosialisasi ini peserta (pengusaha) bisa mengetahui profil Jamkrida Banten dan mengetahui cara-cara memperoleh akses permodalan ke lembaga keuangan,” ujar Direktur Jamkrida Banten Ahmad Rohendi kepada Ekbisbanten.com.
Karena kata Rohendi, banyak pengusaha atau pelaku UMKM di Banten yang mengeluh soal lemahnya akses permodalan dan pengetahuan inklusi keuangan.
“Apalagi memang secara regulasi kami diwajibkan untuk menyelenggarakan inklusi keuangan. Dan itu diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membuat laporan. Dalam prosedurnya itu dibuat sebelum dan sesudah acara. Sebelumnya ada semacam post tes untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta tentang profil, produk, metodologi, standar operasional proseur (SOP) dan prosedur terhadap Jamkria Banten. Kemudian diakhir acara ditanya lagi apakah ada peningkatan pemahaman atau tidak? Dan itu harus kita laporkan yang sifatnya normatif,” katanya.
Selain itu kata Roheni, melalui sosialisasi tersebut pihaknya juga mempunya misi untuk membantu mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
BACA JUGA: Jamkrida Banten Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik
“Karena kami punya tagline solusi sahabat prima, barangkali atau dipastikan para pengusaha tadi punya permasalahan. Setelah diinfentarisir banyak hal yang berhubungan dengan masalah permodalan. Dimana mereka punya keterbatasan akses, jaminan dan keterbatasan pengetahuan,” katanya.
Dengan acara sosialisasi inklusi keungan tersebut lanjut Roheni diharapkan bisa memberikan jalan keluar atau solusi atas permasalan terkait keterbatasan akses permodalan.
“Meskipun kita tidak bertindak sebagai eksekutornya memang. Karena memang kalau masalah keuangan eksekutornya ada disektor perbankan. Tapi dari sudut penjaminan kita bisa kasih solusinya. Termasuk dari sisi networking (jaringan) kita juga bisa bantu ajukan ke beberapa alternatif lembaga keuangan yang bisa mereka akses,” katanya.
Kemudian tambah Rohendi, Diharapkan dengan acara sosialisasi secara intensif, yang semula tidak mempunyai bayangan akan permodalan dari mana dan dengan cara apa, pengusaha yang terbatas dalam mengakses permodalan menemukan jalan keluar dan sudah punya pengatahuan baru.
“Nah itu harapan kita (Jamkria Banten) sebagai lembaga penjaminan di Provinsi Banten untuk membantu memajukan UMKM,” katanya.
Hal senada diungkapakan, PIC Acara sekaligus Bendahara DPW Asprindo Banten Indrawati Sinaga. Ia mangatakan, edukasi inklusi keuangan digelar untuk meningkatkan pemahaman dan mempermudah pelaku UMKM mengakses permodalan kepada lembaga perbankan dan penjaminan kepada Jamkria Banten.
“Tujuan kiterasi keuangan kepad UMKM ini suapaya UMKM (di Banten) lebih visible tapi belum bankable dapat dibina,” katanya.
Ia menambahkan, Aprindo bersama Jamkrida Banten berkomitmen membantu pelaku UMKM naik kelas hingga lebih mudah mendapatkan permodalan dari lembaga keuangan dan penjaminan.
“Terlebih Jamkrida juga membutuhkan anggota Asprindo yang terdiri dari DPC di 4 kota/kabupaten di Banten. Makanya kami terus melakukan pembinaan bersama-sama dengan Asprindo. Ditambah, Jamkrida juga siap siap memfasilitasi seperti IT, dan dibantu dana CSR bagi pelaku usaha mikro,” katanya. (ismet)
]]>