EKBISBANTEN.COM- Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Provinsi Banten menyayangkan dan merasa prihatin atas laporan dugaan pemerasan RS Betshaida oleh Anggota DPRD Banten Dede Rohana Putra.
“Dilaporkannya saja kita tentu sudah menyayangkan, prihatin. Bayangan kita, tidak mungkin berani melaporkan tanpa ada kejadian tertentu yang menjadi sebabnya,” kata Ketua GP Ansor Provinsi Banten Adam Ma’rifat kepada wartawan, Jumat 13 September 2024.
Adam menilai, perwakilan rakyat seharusnya dapat melakukan langkah yang strategis untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Salah satunya membuka dengan membuat iklim yang ramah bagi investor. Bukan membuat gaduh dengan dalih pengawasan.
“Anggota DPRD seharusnya mendorong investasi masuk yang akan membuka lapangan kerja untuk masyarakat banyak. Banten harus ramah investasi,” ucap Mantan Presma Untirta itu.
Diketahui, Politisi PAN itu telah diperiksa di ruang pemeriksaan Subdit 1 Kamneg Ditreskrimum Polda Banten pada Kamis sore, 12 September 2024.
Kasubdit 1 Kamneg Ditreskrimum Polda Banten, Kompol Endang Sugiarto menuturkan, Dede telah memenuhi panggilan penyelidik untuk dimintai keterangan.
“Undangan permintaan keterangan jam 9, Pak Dede datang jam 9 sesuai undangan,” ujar Endang.
Endang menjelaskan, pemeriksaan kepada Dewan Dapil Cilegon itu sebagai tindaklanjut dari laporan RS Bethsaida Serang yang dibuat pada awal bulan September tahun ini.
Pihak RS Bethsaida Serang juga telah menyerahkan bukti dugaan pemerasan berupa pesan whatsapp (chat). Selain itu, ada dokumen yang turut disertakan pelapor dalam laporannya.
“Ya, ada bukti yang diserahkan. Ada dokumen dan chatting terlapor,” ujar Endang
Sementara itu, Dede membantah melakukan pemerasan kepada RS Bethsaida Serang. Ia menegaskan hanya memberikan rekomendasi agar pengusaha lokal dan masyarakat sekitar mendapat manfaat dari rumah sakit tersebut.
“Kita enggak memaksa dengan kekerasan, kita hanya mendorong, merekomendasikan,” tegasnya.
Dede juga membantah meminta uang kepada pihak RS Bethsaida Serang. Ia khawatir ada pihak lain yang meminta uang atas nama Komisi V DPRD Banten.
“Saya khawatir ada yang minta duit, saya enggak minta, saya juga tanya staf juga tidak ada yang minta duit,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa laporan terhadap dirinya merupakan buntut dari aduan RS Betshaida Serang atas fungsi pengawasan yang dilakukan olehnya sebagai anggota dewan.