SERANG, EKBISBANTEN.COM – Beternak hewan unggas seperti ayam dan bebek sudah biasa dan banyak ditemukan di berbagai daerah.
Berbeda dari yang lain, pria asal Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang Gustaman Candra Pardini memilih burung puyuh sebagai usaha ternaknya.
Ican sapaan akrabnya, mengaku dari beternak puyuh yang dapat meraup cuan jutaan.
“Keuntungan bersih untuk 1.000 puyuh perhari itu sekitar Rp 120 ribu untuk saat ini, Rp120 ribu kali satu bulan, bisa Rp3,6 juta, karena harga pakan lumayan,” kata Ican di peternakannya, Sabtu (17/6/2023).
Keuntungan itu sama seperti unggas lain, didapat dari daging dan telurnya.
“Telor konsumsi biasa diambil agen-agen, pembibitan atau jual beli bibit telur tetas, ketiga daging. Puyuh pedaging biasanya jantan, puyuh jantan setelah dewasa, cukup bobotnya kita potong biasanya rumah makan mau nampung puyuh pedaging,” ujarnya.
“Puyuh itu satu hari bertelur satu, sehari libur (bertelur) ga bareng. Bobot puyuh ketentuanya (untuk daging) 150-180 gram di angka segitu untuk dikonsumsi,” sambungnya.
Telur hasil burung puyuhnya, Ican kirim untuk pasar dan agen. Banyak yang mau menerima, sebab telurnya memiliki kualitas tinggi dibandingkan yang lain. Ia bahkan membuka akun toko online untuk menjawab kebutuhan pasar burung puyuh.
“Pengiriman lumayan banyak, pengiriman telur di Walantaka agen tersebut nerima barang saya, kadang full ke pasar Merak, Cilegon. Ada juga yang datang ke kandang saya sendiri. Kalau pengiriman ke Bogor – Tangerang itu ngirim bibit puyuh sama Sukabumi. Kalau untuk telur tetas di Tokopedia, Shopee, Lazada. Paling jauh ke Sorong, Papua. Medan juga,” ujarnya.
Kemudian Ican bercerita, awal mula merintis usaha dari mulai membuka konter lalu banting setir menjadi usaha ternak burung puyuh.
Usaha yang ia namai Puyuh Mabruuk Farm merupakan usaha yang dinilai praktis. Banyak keunggulan dari usaha ternak puyuh ini, seperti: modal yang tak besar, tak membutuhkan tempat luas, waktu yang dihabiskan pun tak banyak. Singkatnya, sangat praktis dan mudah dilakukan asalkan memiliki ketekunan.
“Saya mulai ternak puyuh 2015 akhir, masuk 2016 sampai sekarang. Dari kecil suka sama yang namanya unggas. Ayam kampung kan tidak bisa diandalkan momentum tertentu saja, bebek juga sama pernah. Usaha saya ada di kampung Sindang Heula. Burung puyuh itu modal rendah, tidak sebesar unggas-unggas lain kategori petelur ayam dan petelur lain serta tidak harus memiliki halaman luas,” ungkap Ican.
Ican mencontohkan yang dinilainya praktis, burung puyuh dengan jumlah 100 ribu itu memakan waktu operasional hanya 2 jam saja. Waktu 2 jam tersebut digunakan untuk memberi makan, minum, mengambil atau memanen telur, sisanya untuk membersihkan kandang kotoran. Itu pun hanya seminggu dua kali. “Pertiga hari baru bersihkan kotoran,” ujar Ican.
Keunggulan lain dalam beternak puyuh, tutur Ican, ada pada pakan sendiri. Pakan burung puyuh itu lebih sedikit dibandingkan ayam atau bebek. “Sekitar 125 gr puyuh, 25 gr per ekor per hari, perbandingannya lumayan,” tutur Ican.