Informasi pengurangan tenaga kerja yang beredar sejak dua bulan yang lalu di anak perusahaan Krakatau Steel diduga karena alasan biaya operasional lebih tinggi daripada pendapatan. Hal tersebut ditentang keras oleh para buruh yang mengaku keberatan karena menurutnya perusahaan sedang dalam kondisi stabil.
“Kedatangan kita ke Gedung Dewan ini untuk pengaduan selaku DPRD Cilegon, kita ini mau mengadu dalam hal adanya issue optimalisasi di PT KHI, sedangkan di PT KHI itu saya lihat produksi lancar, proyek lancar bahkan yang harian tambah banyak saja,” kata Ketua Umum SBKHI Haerun Yusuf kepada wartawan di lokasi, Senin (22/11/2021).
Menurut Yusuf, informasi jumlah tenaga kerja outsourcing yang akan dikurangi tersebut masih belum pasti. Namun, informasi yang beredar mencapai 10 persen hingga 50 persen yang akan dilakukan di akhir tahun 2021.
“Issue yang mau dikurangi bervariasi, ada yang bilang 50 persen, ada yang 10 persen jadi belum valid lah, Pak. Kurang lebih total karyawan outsourcing ada 600, kalau dikurangin 50 persen berarti 300,” ujarnya.
Masih menurut Yusuf, PT Asoka dan PT Karpen selaku vendor dari para buruh yang datang ke gedung DPRD Cilegon tersebut juga mengaku keberatan.
“Sebenarnya pihak vendor keberatan juga, karena PT KHI lagi lancar kenapa ada optimalisasi (baca: pengurangan),” ucapnya.
Sekali lagi, Yusuf bersama buruh yang lain mengutarakan keberatan dan kekecewaannya terhadap adanya informasi tersebut. Pasalnya para buruh tersebut telah bekerja selama puluhan tahun di PT KHI Pipe Industries.
“Sangat kecewa. Apalagi, tanah kita, tanah orang tua kita dijual ke KS secara murah tujuannya karena apa? Mau bekerja orang Pribumi. Kenapa tiba-tiba orang pribumi yang di PHK. Sudah pada lama bekerja, di atas 10 tahun, harusnya mah sudah organik,” tutupnya.
Sementara, anggota DPRD Cilegon Komisi II Sanudin mengaku heran dengan infomasi optimalisasi yang akan dilakukan oleh PT KHI Pipe Industries.
“Ada yang anomali di situ. Ada dua alasan yang disampaikan kepada kami. Yang pertama pabrik masih baik-baik saja, sampai hari ini masih operasi normal. Yang kedua yang paling menyakitkan itu ada penambahan tenaga kerja baru malah. Ini optimalisasi apa namanya kalau posisinya seperti ini,” ujarnya.
Atas informasi tersebut, Sanudin akan masalah tersebut kepada Ketua DPRD Cilegon untuk ditindaklanjuti.
“Mereka ke kami untuk menyampaikan masalah ini ke Ketua Dewan agar dari hasil hearing ini PT KHI untuk diminta penjelasannya di sini terkait dengan rencana optimalisasi. Akan dilanjutkan kepada pak Ketua nanti,” pungkasnya.**
]]>