Jumat, 22 November 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Warga Serang Keluhkan Harga Beras yang Mahal

Budiman

| Rabu, 21 Februari 2024

| 18:00 WIB

Salah satu kios beras di Pasar Induk Rau Kota Serang, Rabu (21/2/2024). Foto: Budiman/Ekbisbanten.com.

SERANG, EKBISBANTEN.COM- Lita salah satu warga Perumahan Graha Walantaka, Kota Serang mengeluhkan harga beras yang mahal. Lita yang berprofesi ibu rumah tangga sekaligus pekerja pabrik itu, kini harus jeli menyiasati pengeluaran rumah tangga di tengah harga beras yang naik tak terprediksi. 

“Saya biasa beli karungan, awal bulan Februari itu Rp 385 ribu. Tiap 2 minggu sekali belinya, naik terus, mahal. Padahal Januari cuma Rp 340 ribu,” ujar Ibu 2 anak itu, Rabu (21/2/2024). 

Hal senada juga dikeluhkan Mad, kakaknya Lita. Ia yang membuka usaha warung nasi di perumahan yang sama mengaku bingung atas kenaikan harga beras. 

“Bingung saya, harga beras biasa saya beli Rp 9.500, sekarang terakhir beli Rp 14 ribu per liter,” ujar Mad disela-sela kesibukan membuka warung. 

“Saya juga bingung antara menaikan harga jual nasi saya, tapi takut pelanggan kabur atau tetap aja harga segitu tapi untung makin tipis,” keluhnya. 

Keluhan keduanya juga dialami oleh warga Perumahan Banjar Serang Regency 2, Husnul. Ibu 2 anak itu kini harus berpikir berkali-kali untuk membuka warung sederhananya atau tidak. 

“Saya punya usaha warung kecil-kecilan, semenjak naik harga beras aja ini jadi ragu. Saya biasa beli beras di Pasar Induk Rau sekalian beli yang lain. Beras kena Rp13.500, mahal,” katanya. 

Kenaikan harga beras dibenarkan oleh salah satu pedagang di Pasar Induk Rau Hanafi. Ia menuturkan, dari gudang besar beras di Kota Serang harga awal bisa tembus Rp1,5 juta per kwintal atau 100 kg. 

“Kalau naik sebenarnya udah lama, untuk jenis beras medium aja bisa Rp15 ribu per kg, itu dari gudang yah. Kalau beras biasa dijual eceran kena Rp12 ribu, bisa lebih bisa kurang, karena memang pedagang beda-beda soal harga,” ujar Hanafi yang juga berprofesi petani itu. 

Harga beras yang mahal, kata Hanafi, disebabkan dari harga gabah yang naik. Kenaikan itu bisa mencapai Rp300 ribu dari harga normal. 

“Dari harga gabah yang mahal, sekitar Rp800 ribu per kwintal, normalnya gabah paling hanya Rp 500 ribu, selisih Rp300 ribu lah. Semua gudang hampir sama, rata. Perhitungan persentase dari gabah,” ujarnya. 

Kalau untuk beras premium, katanya, juga mengalami kenaikan, hanya saja harganya tak terlalu jauh berbeda dari beras biasa. 

“Premiun itu per kwintal Rp1,6 juta, kalau per kilo diecer kena Rp16-Rp 17 ribu, lebih mahal, itu juga harga dari gudang,” ujarnya. 

“Beras mah harga berapapun dibeli, apalagi menjelang ramadan, biasanya naik,” tukasnya. 

Pada kesempatan yang berbeda, Wakil Ketua Komisi II DPRD Banten Yoyon Sujana mengaku akan memanggil pihak Pemprov atas keluhan warga soal harga beras yang naik. 

“Kita akan panggil dinas-dinas terkait, yang berkaitan dengan mitra kerja Komisi II, di antaranya adalah Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kelautan. Insyaallah akan kita undang untuk koordinasi,” tukasnya.

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top