SERANG, EKBISBANTEN.COM – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Serang berupaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras sebagai bahan konsumsi utama. Sebagai alternatif, masyarakat diajak makan umbi-umbian seperti ubi, jagung dan talas.
“Walaupun saat ini beras kita surplus namun menurut arahan dari Menteri Pertanian melalui Ibu Bupati, kita harus mengelola bahan pangan lain seperti ubi, jagung, talas, supaya punya nilai jual juga,” ujar Kepala DKPP Kabupaten Serang Suhardjo
saat ditemui Ekbisbanten.com di ruangan kerjanya, Kamis (3/9).
Ia mengatakan, ketergantungan mengkonsumsi beras tersebut untuk mengantisipasi menghadapi musim kemarau ditengah pandemi Covid-19. Salah satunya dengan mengajarkan kepada masyarakat Serang untuk mengolah hasil tanaman selain beras menjadi olahan pangan yang inovatif.
“Sebab bahan pangan itu bisa dikreasikan menjadi berbagai macam olahan yang enak dan bergizi, kemudian kalau di packing dengan rapih tentunya akan jadi nilai jual yang tinggi,” katanya.
Suhardjo berharap, dengan cara tersebut Pemkab Serang dapat mengurangi konsmusi beras sebesar 1,5 persen dalam waktu satu tahun.
“Tahun depan kita akan kurangi besaran konsumsinya,” kata Suhardjo.
Suhardjo menambahkan, upaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras sebagai bahan konsumsi utama rencananya akan dilakaanakan di 29 kecamatan Kabupaten Serang.
“Saat ini baru dua kecamatan yang sudah disosialisasikan program Pangan Beragam Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA),” pungkasnya. (Raden)
]]>