Pada unggahan di Twitternya, Jumat (18/9/2020), LHI menunjukkan bagaimana pelaku terus berupaya menghubungi korban, bahkan hingga coba melakukan video call.
Meskipun korban tak membalas chat, pelaku terus mengirim pesan pendek Whatsapp kepada korban.
“Untuk kasus pelecehan seksualnya aku gak ada bukti, cuma ada chat Whatsappnya dia, sengaja gak aku block biar masih bisa masuk chatnya,” tulis LHI.
Awalnya petugas itu mengatakan hasil rapid test LHI reaktif.
“Ya sudah saya mikir enggak jadi ke Nias karena takut nularin juga orang-orang di Nias,” katanya.
Namun, petugas pria itu menyarankan agar LHI lakukan tes ulang dan dia menjamin akan memberikan hasil nonreaktif pada tes kedua itu.
Korban bingung karena merasa ada sesuatu yang tidak beres, tetapi kemudian mengikuti usulan itu.
“Habis dapet surat itu, yau dah lah aku pergi, keluar tempat test, mau naik ke atas ke departure gate. Nah pas masih jalan, pas mau masuk ke departure gate, ternyata si dokter itu ngejar aku lalu mengajak untuk ngobrol di tempat yang sepi. Huhuh bodohnya aku kenapa aku ngikut2 aja,” tulis LHI di Twitternya.
“Saya nangis. Kaget,” kata dia. Kondisi bandara saat itu masih sepi. Waktu masih sekitar pukul 04.00 WIB.
Korban yang dalam keadaan syok merasa tidak bisa melawan ataupun teriak meminta tolong.
Setelah tiba di Nias, LHI melaporkan kejadian yang dia alami ke polisi setempat.
Namun, polisi setempat menyarankan untuk melapor ke polisi di mana kejadian perkara berlangsung.
“Saya juga sudah telepon ke teman saya yang polisi,” ujar dia.
Korban Alami trauma Akibat kejadian tersebut, LHI kemudian menjadi trauma.
Ia sempat tak sanggup melihat laki-laki yang tidak dia kenal karena takut.
“Sampai sekarang saya masih trauma,” ujar LHI.
Meski demikian, di tengah trauma, masih banyak terdekatnya yang memberikan dukungan agar dia segera lepas dari rasa trauma.
“Orang-orang terdekat aku, terutama pacar aku,” kata dia.
Peristiwa tidak mengenakkan saat rapid test dialami oleh seorang wanita berinisial LHI. Ia menjadi korban kekerasan seksual di Bandara Soekarno-Hatta saat melakukan rapid pacar aku,” kata dia.
Polisi Tunggu Laporan Resmi
Polres Bandara Soekarno-Hatta belum menerima laporan terkait adanya tindak pidana pelecehan seksual dan pemerasan di Bandara Soekarno-Hatta tersebut.
Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta Kompol Alexander Yurikho mengatakan, belum ada laporan secara resmi hingga Jumat (18/9/2020).
“Belum ada yang melaporkan secara resmi ke pihak Polres Bandara Soekarno-Hatta,” ujar dia.
Alex meminta pemilik akun Twitter yang menulis thread kekerasan seksual dan pemerasan di Bandara Soekarno-Hatta membuat laporan secara resmi.
“Penyelidik Sat Reskrim Polresta Bandara Soetta tetap bergerak pada tahap penyelidikan, minimal untuk awal kami mohon pemilik akun untuk dapat membuat laporan secara resmi,” kata Alex.
Pihaknya, kata Alex, akan melakukan pemeriksaan CCTV untuk memeriksa apakah tindak kriminal tersebut benar-benar terjadi.
LHI sendiri berniat untuk membuat laporan ke Polres Bandara Soekarno-Hatta atas kejadian tersebut agar tidak ada lagi korban kekerasan di bandara itu.
Dia juga berharap agar perempuan yang melakukan perjalanan sendiri untuk tetap berhati-hati dan segera mencari tempat aman apabila mulai ada gelagat mencurigakan dari orang sekitar. (*/Raden/Tribun.com)
]]>