Owner Candy Lady Fia mengatakan, penjualan busana seperti, kemeja, gamis, celana hingga sandal tersebut dilakukan melalui platform media sosial instagram @candyladystore.
Brand busana tersebut, ia bangun sejak masih duduk dibangku kuliah pada tahun 2014 di Univertitas Lampung (Unila).
“Kalau baju yang kita jual ada yang impor dan lokal, kita bekerjasama dengan konfeksi yang ada di Bandung dan sekitarnya, kalau untuk retail kita kerjasama dengan retailer di Jakarta, serta produk impor kita dari Tiongkok dan Bangkok,” kata Fia kepada Ekbisbanten.com, Jumat (28/5).
Untuk menjaga kualitas produk, Fia sangat memperhatikan konfeksi yang dijadikan mitra dalam memproduksi pakaian, dengan memperhitungkan jumlah kecacatan produk yang dihasilkan konfeksi tersebut.
“Kita lihat kalau kualitas Cut, Make, Trim (CMT) nya bagus maka kita akan memilih konfeksi tersebut untuk kerjasama,” ujarnya.
Untuk harga busana yang ditawarkan Candy Lady mulai dari Rp50 hingga 200 ribu, dengan kualitas dan barang yang bagus karena melalui qualiti control yang cukup ketat.
“Kalau ada yang gak sesuai seperti jahitannya kurang pas atau sobek, bisa dikembalikan lagi dengan syarat tertentu,” imbuh Fia.
Untuk omset penjualan, Fia mengambil untung 10-15 persen dari tiap satu unit produk yang dijual. Saat ini juga Fia sudah mempunyai 30 karyawan untuk membantunya dalam melayani para pembeli.
“Saya juga ingin mengingatkan, banyak olshop lain yang meniru foto produk kami di sosial media, harganya dikurangi dan kualitas juga lebih rendah, jadi harus jeli,” ujarnya.
Saat ini, Candy Lady punya empat toko yang tersebar di wilayah Jawa dan Sumatera diantaranya di Palembang, Bandar Lampung, Metro dan satu resseler di Bekasi. Sementara itu, untuk pembelian online dapat melalui toko shopee di candyladystore.
“Alhamdulillah karena rizki itu datangnya dari Allah, kita bisa sebesar ini,” tutup Fia. (Raden)
]]>
