CILEGON, EKBISBANTEN.COM – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cilegon terus berupaya menurunkan kasus stunting. Antara lain dengan membantuk Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AP2KB Kota Cilegon, Asikin, mengatakan, 30 Dashat sudah dibentuk di seluruh kecamatan se-Kota Cilegon, meski belum di semua kelurahan.
“Dashat ini memiliki manfaat yang dahsyat. Dibentuknya untuk pemberdayaan masyarakat dalam rangka membantu pencegahan stunting dengan pemberian makanan bergizi dan makanan tambahan bagi anak risiko stunting,” kata Asikin, Kota Cilegon, Kamis, 22 Agustus 2024.
BACA : Pemkot Cilegon Komitmen Turunkan Kasus Stunting
Saat ini, kata Asikin, dari 30 Dashat yang ada, 24 di antaranya sudah mendapat bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Cilegon. Selain itu, ada juga bantuan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
“Harapannya tentu saja adanya Dashat ini bisa menurunkan stunting. Tapi menurun atau tidaknya stunting biasanya menunggu hasil penimbangan anak-anak yang dilakukan setiap Februari dan Agustus. Terakhir Februari sudah, tpai untuk Agustus ini belum dirilis oleh Puskesmas,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Kota Cilegon Lia Nurlia Mahatma menambahkan, Dashat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting melalui pemanfaatan sumber daya lokal yang dapat dipadukan dengan kontribusi dari mitra lainnya.
“Program Dashat ini merupakan bentuk pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada keluarga berisiko stunting dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya gizi dan perilaku sehat sehingga dapat mencegah stunting di dalam keluarga,” jelasnya.
Diketahui, angka stunting di Kota Cilegon sudah mengalami penurunan. Bila pada validasi Februari 2023 mencapai 1.144 kasus, lalu validasi Agustus 2023 menjadi 944 kasus dan pada validasi terbaru Februari 2024 menjadi 876 kasus.