Kepala BPS Banten Adhi Wiriana mengatakan, kondisi tersebut dikarenakan Pemerintah Provinsi Banten masih membatasi mobilitas masyarakat melalui penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Mudah-mudahan nanti bisa meningkat, kondisi ekonomi belum melesat karena ada pembatasan mobilitas,” kata Adhi dalan siaran resmi BPS Banten melalui akun Youtube, Rabu (5/5).
Dijelaskan Adhi, beberapa sektor lapangan usaha yang berpengaruh positif terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Banten diantaranya, pertanian 8,40 persen, pengadaan listrik 6,73 persen.
“Serta perdagangan dan eceran sebesar 3,31 persen, yang menopang kegiatan ekspor dan impor,” kata Adhi.
Sementara itu, tiga sektor lapangan usaha yang menyeret pertumbuhan ekonomi kearah negatif yaitu pembatasan transportasi -22,93 persen, pertambangan -18,88 persen, jasa perusahaan -12,19 persen.
“Kendati negatif, laju pertumbuhan ekonomi Banten masih berada di atas nasional yaitu sebesar 0,96 persen,” ujarnya.
Sementara itu, struktur perekonomian Provinsi se-Jawa pada triwulan I-2021 masih didominasi oleh Provinsi DKI Jakarta yang memberikan kontribusi terhadap PDRB se-Jawa sebesar 30,07 persen, kemudian diikuti oleh Provinsi Jawa Timur sebesar 24,62 persen, Provinsi Jawa Barat sebesar 22,46 persen.
“Dan Provinsi Banten memberikan kontribusi sebesar 6,80 persen,” tutup Adhi. (Raden)
]]>