SERANG – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Kabupaten Serang berkomitmen terus meningkatkan indeks literasi di tengah-tengah masyarakat hingga ke pedesaan.
Salah satu strateginya dengan adanya rencana pembangunan perpustakaan rekreatif dan edukatif di Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran.
Guna mewujudkan membangun perpustakaan rekreatif dan edukatif di Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Pemkab Serang telah menyiapkan lahan seluas 2 haktare yang dekat dengan kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
“Ini merupakan program Pemkab Serang dalam rangka meningkatkan indeks literasi. Kami berharap dapat menumbuhkan budaya membaca di kalangan anak-anak sebagai generasi masa depan,” katanya.
Aber menambahkan, selain rencana membangun gedung perpustakaan, DPKD juga mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang memiliki perpustakaan khusus.
“Karena perpustakaan khusus ini penting untuk melayani karyawan di situ dalam rangka meningkatkan kegemaran membaca,”ujar Aber.
Aber menyebutkan, keberadaan perpustakaan khusus di setiap OPD Kabupaten Serang seharusnya sudah diadakan sejak dulu setelah lahirnya Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2014 tentang perpustakaan.
Kemudian aturan itu juga diperkuat dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2020 tentang Tata kmKelola Perpustakaan, dan Peraturan Bupati (Perbup) Serang Nomor 75 Tahun 2022 tentang Tata Kelola Perpustakaan.
“Jadi kita secara yuridis formal sudah lengkap dan sudah ada dasarnya. Harusnya sudah mulai ditindaklanjuti, tapi tidak tahu alasannya kenapa tidak ditindak-lanjuti. Target saya berharap sebelum lahir tahun ini semua OPD sudah membuka,”ucapnya.
Terpisah, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah saat menerima kunjungan kerja Komisi X DPR RI ke Pemerintah Kabupaten Serang, Jumat (22/9/2023) lalu mengatakan, pembangunan literasi saat ini perlu terus digalakan. Menurutnya, harus dimulai dari pendidikan anak usia dini, sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama (SMP).
“Alhamdulillah, ini momen penting bagi kami, untuk menyampaikan saran masukan tentang kondisi masyarakat Kabupaten Serang, terutama dalam upaya meningkatkan literasi,” kata Tatu.
“Budaya membaca, kecintaan dan kebiasaan membaca harus kita mulai kepada anak-anak, generasi masa depan,” sambung Tatu.
Tatu mengungkapkan, Pemkab Serang tengah mendorong pojok-pojok baca hingga ke pelosok desa. Pemerintah desa didorong untuk menyediakan sarana literasi yang bisa dilaksanakan melalui anggaran desa. “Termasuk kita akan membangun gedung perpustakaan yang terintegrasi,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengaku bahagia karena mendapat berbagai informasi tentang situasi kondisi literasi di daerah, salah satunya dari Kabupaten Serang.
“Ternyata banyak yang sudah dilakukan pemda. Semoga dengan pertemuan ini, makin semangat lagi melibatkan desa, perguruan tinggi, komunitas literasi, dan sekolah-sekolah dalam rangka meningkan indeks literasi,” ujarnya.
Ia mengaku siap membantu Pemkab Serang dalam melengkapi program yang sudah dilakukan dan direncanakan. Seperti untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka perlu dibantu berbagai pelatihan untuk pustakawan, penambahan koleksi buku, dan termasuk pembangunan perpustakaan rekratif dan edukatif.
“Kami optimis, Kabupaten Serang bisa menjadi contoh bagi daerah lain, dalam hal peningkatan indeks literasi,” ujarnya.
Menurutnya, minta baca masyarakat tidak sepenuhnya rendah. “Jika ada akses dan bacaan menarik, orang akan tertarik membaca. Yang harus kita lakukan meningkatkan akses. Perpustakaan tidak hanya di kota, tapi bagaimana kita dorong seperti 326 desa di Kabupaten Serang, kita perbanyak dan ada inisiatif dari desa membuat pojok baca. Intinya mendekatkan akses literasi kepada masyarakat,” ujarnya.***