KOTA SERANG, EKBISBANTEN.COM – Wali Kota Serang Syafrudin didampingi dengan Asisten perekonomian dan pembangunan (Asda II) Kota Serang Yudi Suryadi menghadiri kegiatan roadshow daring bersama Menko PMK, di Comand center Diskominfo Kota Serang, Jumat (03/02).
Kegiatan Roadshow secara daring tersebut dilakukan sebagai bentuk percepatan dalam penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrim di Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Dalam kesempatannya, Wali Kota Serang menyampaikan dari jumlah penduduk kota Serang yang berjumlah 721.000, preverensi stunting Kota Serang berada di angka 23,8 persen.
“Itu didapat berdasarkan hasil survey yang berstatus gizi atau studi status gizi indonesia (ssgi) pada tahun 2022,” ungkapnya.
“Sementara berdasarkan dengan studi yang dihasilkan Elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis melasyarakat (EPPGBM) angka stunting di kota serang hanya berada diangka 4,32 persen ini ada perbedaan karna survey pusat dan daerah itu ada perbedaan,” sambung syafrudin.
Ia juga menambahkan sebagai bentuk mencegah pertumbuhan stunting, pemerintah kota Serang juga turut melakukan pembekalan dari sebelum masa pernikahan hingga mengandung dan melahirkan.
“Dari mulai sebelum pernikahan sudah diberikan bekal selama 3 bulan selama mengandung, kemudian setelah melahirkan kami sudah memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama diusia kandungan dari satu bulan sampai melahirkan kemudian diusia melahirkan kita kontrol terus,” jelas Syafrudin.
Ia juga turut menambahkan beberapa kendala yang dialami kota Serang pada saat ini adalah pola hidup masyarakat yang rendah dan kesadaran terhadap kebersihan yang kurang.
“Dari sisi konsumsi makanan ibu hamil itu sangat berpengaruh, faktor lingkungan kekumuhan sanitasi dan air bersih juga menjadi salah satu penyebab,” ucapnya.
Sesuai dengan arahan Presiden RI, pemerintah Kota Serang turut menargetkan di tahun 2024, kasus stunting kota serang dapat turun di bawah persen
“Pada tahun 2024 ini mudah-mudahan bisa ada penurunan, bukan tuntas ya, karna dari 24 persen ini tingkat nasional arahan presiden itu di tahun 2024 itu sekitar 14 persen kalau kota serang mungkin bisa ditargetkan dibawah 5 persen,” kata s
Syafrudin.
Selain itu, terkait penghapusan tingkat kemiskinan di Kota Serang, sebanyak 47.910 penduduk atau sekitar 6,79 persen yang terdeteksi kendalanya belum memperoleh program perlindungan sosial, tidak seluruhnya belum memperoleh, karna terdapat beberapa persen masyarakat yang berstatus miskin atau rentan sudah memperoleh bantuan sosial tersebut.
“Yang belum memperoleh program perlindungan sosial ini sebenarnya tidak keseluruhan karna ada yang sudah mendapat dan memang ada juga yang belum,” terangnya.
Namun terkait penghapusan tersebut, pemerintah sudah memberikan beberapa bantuan usaha, bantuan rumah layak huni dan beberapa program lain yang sudah disalurkan melalui Dinas sosial Kota Serang.
Senada dengan yang disampaikan oleh walikota serang, Asisten perekonomian dan pembangunan (Asda II) kota serang Yudi menambahkan, berkaitan dengan program stunting yang ada di kecamatan akan terus dikoordinasikan beberapa kegiatannya yang berkaitan dengan penurunan stunting,
“Mungkin nanti kita harus buka kegiatannya, sampai mana kebetulan untuk tahun 2023 karna ini di awal ada upaya pemda bukan hanya dinas terkait yang belerja tapi juga kita libatkan kecamatan dan kelurahan dalam rangka mengentaskan supaya mempercepat proses penurunan stunting,” ucap Yudi.
Yudi berharap dari beberapa program yang dilakukan tiap kecamatan di Kota Serang tersebut dapat berbeda setiap kegiatannya berbeda, agar tiap permasalahan kebutuhan diwilayah masing-masing tapat segera teratasi.
“Nanti banyak dari kecamatan salah satunya pemberian makanan tambahan yang diberikan oleh kecamatan, nanti juga ada di bebebrapa kecamatan lain apakah sama atau berbeda,” imbuhnya.
Selain itu, Yudi juga menuturkan terkait keberadaan posyandu, yang menjadi prioritas utama beberapa program ditiap kecamatan, karna posyandu menjadi garda terdepan dalam rangka menyelenggarakan prgram penurunan stunting.
“Karna dari posyandu itu bisa tercatat berapa ibu menyusui, ibu hamil, dari mulai sana, sehingga mereka yang tau persis dengan apa yang ada di lapangan,” tandasnya.*