Mengutip dari islam.nu.or.id atau NU Online, waktu dhuha dimulai saat setelah matahari melewati ketinggian satu tumbak. Selanjutnya, berapakah ukuran satu tumbak yang dimaksud dalam hadits Rasulullah SAW? Para ulama berbeda pendapat mengenai ukuran ini.
Menurut Syekh Abu Sulaiman dalam Ma‘alimus Sunan, satu tumbak di sana hanyalah menurut pandangan mata telanjang. Sedangkan dalam Hasyiyatud Dasuqi ‘ala Syarhil Kabir, Syekh Muhammad bin Ahmad bin ‘Arafah Ad-Dasuqi menyebut bahwa satu tumbak di sana kira-kira 12 jengkal ukuran sedang. Ada juga yang mengatakan bahwa satu tumbak kira-kira matahari setinggi 4 derajat. Jika satu derajat adalah empat menit, maka lamanya adalah 16 menit sejak ia terbit.
Agar tidak bingung menentukan waktu pelaksanaan sholat dhuha, lebih mudah lagi sekarang ini waktu dhuha dapat diketahui dengan mengacu pada jadwal imsakiyah yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga kredibel, yaitu Kemenag RI, MUI, Lembaga Falakiyah NU, dan lembaga lain.
Sebab, jadwal tersebut biasanya sudah mencantumkan waktu syuruq atau waktu terbit matahari. Caranya, waktu syuruq tersebut ditambah 15-20 menit, maka itulah waktu sholat dhuha. Termasuk waktu sholat lain yang bersamaan dengan waktu sholat dhuha adalah sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha.
Sementara, sebelum melaksanakan shalat dhuha diwajibkan membaca niat shalat dhuha. Adapun niatnya sebagai berikut:
Ushalli Sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
Artinya: Aku niat shalat sunah dhuha dua rakaat, karena Allah ta’ala.
Selesai melaksanakan shalat dhuha, dianjurkan untuk berdoa. Dilansir dari buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap oleh Drs Moh Rifai, berikut doa setelah sholat dhuha:
Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka.
Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.
Artinya: Ya Allah, bahwasanya waktu dluha itu waktu dluhaMu, kecantikan ialah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu, perlindunganMu”.
Ya Allah, jika rizkiku masih diatas langit, turunkanlah .dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dluha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan
kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh.**