National Sales Senior General Manager PT SIED Andry Adi Utomo mengatakan, sejak awal tahun 2021 penjualan Air Purifier tercatat ada 8.000 unit/bulan.
Namun dengan adanya penggunaan teknologi AI (Artificial Intelligence) dan IoT (Internet of Things) pada Air Purifier diharapkan meningkatkan penjualan mencapai 15-20 persen menjadi 10.000 unit perbulan.
“Salah satu kemampuan teknologi AI IoT ini dapat menghemat hemat listrik, dan bisa dioprasikan dari jarak jauh, serta mampu memprodukai ion plasmacluster,” kata Andry dalam agenda Press Confrence & Launching PCI and AC New Line Up melalui aplikasi zoom, Rabu (9/6).
Andry melanjutkan, penjualan Air Purifier di Indonesia menjadi segmen market share yang paling tinggi dengan penjualan mencapai 85 persen.
“Sementara untuk market share AC masih berada dikisaran 10 persen atau 60 ribu unit pertahun,” katanya.
Masih kata Andry, selama tahun 2020, Sharp sempat mengalami penurunan penjualan karena kelangkaan kontener, pembatasan impor dari pemerintah, dan kenaikan material spare part.
“Namun kita sudah punya solusi yakni dengan dibuat (memproduksi-red) dilokal, saat ini penjualan mulai menuju ke 30 persen,” imbuhnya.
Sementara itu, Assistant Manager Product Strategy Group PT Sharp Electronics Indonesia Yudha Eka Putra menambahkan, dengan adanya wacana terkait pembukaan sekolah tatap muka pada bulan Juli 2021, menjadi pasar baru untuk meningkatkan penjualan produk Sharp khususnya Air Purifier dan AC.
“Sharp punya doble terkonolgi, ion plasmacluster yang bekerja secara aktif dan pasif. Belum tentu produk lain yang serupa ppakah sudah melewati penelitian yang panjang hingga 20 tahun seperti Sharp? ini yang membedakan,” katanya.
Untuk harga yang ditawarkan dengan adanya line up produk sharp terbaru ini, harga Air Purifier dibanderol mulai dari Rp1,3 juta sampai Rp10,5 juta. Sementara untuk AC mulai dari Rp2,7 juta sampai Rp10 juta. (Raden)
]]>