Minggu, 8 September 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Saat Malam Udara di Banten Terasa Dingin, Ini Faktor Penyebabnya

Admin

| Rabu, 28 Juli 2021

| 14:52 WIB

SERANG,EKBISBANTEN.COM – Beberapa hari kebelakang, suhu udara di wilayah Provinsi Banten saat malam  berbeda dengan sebelumnya yakni terasa dingin sekali. Hal tersebut merupakan bagian fenomena alam yang mesti diketahui setiap orang.

[adrotate group="5"]

Koordinator Bidang Data dan Informasi pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Klas 1 Serang, Tarjono menjelaskan,  fenomena suhu udara dingin saat malam hari sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli – September). Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT menuju periode puncak musim kemarau.

Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia. Karena, pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Hal itu menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

“Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia termasuk Banten terasa dingin saat malam hari,” kata Tarjono saat dikonfirmasi awak media, Rabu (28/7).

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari. Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya (clear sky) akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar. Sehingga, kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari. “ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari,” ucapnya.

Mengenai aphelion yang berdampak pada suhu udara saat malam, Tarjono menjelaskan, bahwa posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi (aphelion). Tapi, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan.

“Pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia,” tutupnya. (Ocit)

]]>

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top