SERANG, EKBISBANTEN.COM – Risiko peningkatan laju inflasi pada 2024 di Banten diperkirakan masih tinggi dengan neraca produksi bahan pangan yang masih defisit khususnya untuk komoditas hortikultura.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, Ameriza M. Moesa dalam rapat koordinasi daerah (Rakorda) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Banten yang digelar Rabu (21/2/2024).
Adapun guna mengantisipasi hal tersebut BI Banten merekomendasikan empat hal diantaranya yakni melakukan monitoring harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan khususnya memasuki Bulan Ramadhan dan persiapan Idul Fitri.
“Selain itu juga memastikan tata niaga yang lebih transparan agar tidak terjadi penimbunan atau praktek mafia komoditas lainnya, meningkatkan operasi pasar dan penyelenggaraan pasar murah untuk memastikan masyarakat mendapatkan harga yang wajar, serta memetakan kebutuhan komoditas dan memetakan kerjasama antar daerah dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan pangan daerahnya,” katanya.
Sementara terkait percepatan dan perluasan digitalisasi daerah, Ameriza menyampaikan ada 5 (lima) hal yang perlu menjadi perhatian.
Diantaranya yaitu aspek legal dan aspek operasional implementasi digitalisasi perlu menjadi fokus bagi setiap Pemerintah Daerah, fokus strategi TP2DD agar implementasi ETPD di Banten dapat lebih akseleratif dapat berupa penyusunan kebijakan yang dapat secara efektif mendorong utilisasi kanal nontunai dalam pendapatan daerah.
“Memperkuat aspek proses dalam rangka implementasi elektronifikasi, mempertajam implementasi ETPD dalam pembahasan dan koordinasi di internal TP2DD secara rutin, serta memperluas penterasi ekonomi digital dengan memanfaatkan komunitas dengan masa yang besar,” pungkasnya.***