Rabu, 19 Februari 2025
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Qodari: Tanpa Ayah Maruarar Sirait, Tak Mungkin Megawati Jadi Presiden

| Jumat, 19 Januari 2024

| 20:02 WIB

Kolase M. Qodari dan Maruarar Sirait. Foto: Tangkapan layar Podcast YouTube Panangian Simanungkalit dan Instagram maruararsirait.

EKBISBANTEN.COM – Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari, mengungkapkan peran ayah Maruarar Sirait, Sabam Sirait yang memiliki jasa menghantarkan Megawati menjadi Presiden RI saat itu.

Hal itu ia ungkapkan dalam podcast di kanal YouTube Panangian Simanungkalit, setelah merespon mundurnya politisi senior PDIP, Maruarar Sirait dari partai yang belakangan menjadi sorotan.

Pengunduran diri Ara, sapaan akrab Maruarar Sirait dilakukan pada Senin (15/1/2024) lalu. Ia pun telah mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP ke DPP PDIP dan diterima oleh Wasekjen PDIP Utut Adianto.

Qodari melanjutkan, Sabam Sirait sebagai pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI), sekaligus memiliki jasa besar dalam karir politik Megawati. 

“Ara ini kan bapaknya Sabam Sirait, adalah termasuk pendiri PDI pada tahun 1973 bahkan pernah menjadi sekjen dari PDI,” ujar Qodari dalam keterangannya, dikutip Jumat (19/1/2024).

Qodari mengisahkan, Sabam Sirait memiliki pengaruh besar bagi karir politik seorang Megawati sehingga berhasil menjadi wakil presiden ke-8 dan presiden ke-5 di Indonesia.

“Pak Sabam itu adalah orang yang mengajak Bu Mega masuk ke PDI. Jadi PDI ini kan kalau dilihat dari ideologi adalah keberlanjutan dari PNI. Nah jadi Bu Mega itu awalnya berada di luar sistem, lalu diajak oleh Pak Sabam masuk ke dalam PDI sampai kemudian jadi anggota DPR dan jadi Ketua PDI,” ucapnya.

Lanjutnya, Megawati yang menjabat Ketua Umum PDIP setelah reformasi, menjadikan PDIP partai yang diperhitungkan. Itu semua, katanya, tak lepas dari peran Sabam Sirait. 

Bahkan, tanpa andil dari Sabam Sirait mungkin saat ini Megawati hanya akan jadi orang biasa dan tidak menemukan momentumnya menjadi tokoh besar yang disegani hingga kini. 

“Jadi bisa dibayangkan kalau Pak Sabam itu tidak mengajak Bu Mega, bisa jadi Bu Mega mohon maaf jadi ibu rumah tangga seumur hidupnya atau misalnya beliau tetap di partai tetapi partai politiknya dan karir politiknya tidak secemerlang apa yang terjadi,” ungkapnya.

“Kita bayangkan Bu Mega misalnya jadi kayak Rachmawati atau Sukmawati, berpartai tetapi karena gak ada momentum maka kemudian akhirnya so and so aja begitu. Dari sisi Pak Sabam ini sesuatu yang besar dan penting,” tegasnya.

Diketahui, Sabam Sirait meniti awal karir politiknya dengan menjabat sebagai menjadi pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963-1967. Kemudian, ia resmi menjadi sekjen pada 1967-1973.

Pada 10 Januari 1973, Sabam ikut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menjadi sekjen partai tersebut selama tiga periode dari 1973 hingga 1986.

Sabam Sirait disebut menjadi figur yang berhasil membujuk Megawati untuk terjun politik yang awalnya sempat terus-terusan menolak, karena situasi politik pada zaman itu era dekade 1980-an pemerintah melarang keluarga besar Soekarno masuk ke dunia politik.

Dalam suatu kesempatan, Megawati, melalui Hasto Kristiyanto, mengakui, Sabam adalah figur yang membujuk Megawati terjun ke dunia politik.

“Pak Sabam yang membujuk terus,” ujar Hasto meniru ucapan Megawati, pada saat merayakan ulang tahun Sabam Sirait yang ke-80, Sabtu (15/10/2016) silam. 

Hasto juga menyebutkan bahwa Megawati masih ingat momen ketika dia akhirnya setuju untuk ikut politik karena bujukan Sabam.

“Setelah beberapa kali dibujuk, bujukan terakhir di salah satu airport di Jakarta dan akhirnya mau,” kata Megawati menurut Hasto.

Hasto menegaskan, Sabam Sirait merupakan sosok penting dalam sejarah PDI-P. “Bukan hanya sebagai sekjen terlama, tapi meyakinkan kami di tengah arus pragmatisme politik sekarang, bahwa politik itu suci,” tutur Hasto.

Megawati juga mengaku bersyukur pernah diajak Sabam ke dunia politik. Sebab, jika Sabam tidak terus membujuknya mungkin Megawati tidak akan menjadi tokoh politik yang disegani seperti sekarang.

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top