Selasa, 17 September 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Prodi Pendidikan Non Formal Untirta Dorong Mahasiswa Supaya Karya Tulis Terindeks Google

Raden Warna

| Senin, 26 Juni 2023

| 15:10 WIB

Guru Besar FKIP Untirta Aceng Hasani saat mengisi materi di agenda Seminar Nasional Pendidikan dan Call for Papers. (Foto/Pendidikan Non Formal Untirta)

SERANG, EKBISBANTEN.COM -Prodi Pendidikan Non Formal, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan dan Call for Papers yang dihadiri oleh 200 peserta yang terdiri atas unsur dosen, peneliti, praktisi dan mahasiswa dengan tema “Pendidikan Transformatif untuk Pembelajaran Berkelanjutan”

Ketua Jurusan Pendidikan Nonformal Ila Rosmilawati menyampaikan, kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian akan kebiasaan akademik di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Supaya, peserta mampu melakuakan publikasi karya tulis ilmiah ber-ISSN dan terindeks oleh Google Schoolar.

“Sengaja kegiatan ini kami sandingkan dengan Call for Papers, dimana peserta dapat melakukan publikasi karya tulis ilmiah ber-ISSN dan terindeks Google Schoolar,” tegasnya.

Sementara Dase Erwin Juansah selaku Dekan FKIP Untirta menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan Seminar Nasional dan Call for Papers, pada kesempatan tersebut Dase Erwin Juansah yang juga merupakan Dekan FKIP Untirta membuka acara tersebut secara resmi.

Aceng Hasani, yang menjadi pembicara kunci (keynote sepaker) menyampaikan bahwa pendidikan harus terus bertumbuh dan berproses.

“Transformasi menjadi salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang pendidik di masa mendatang, dimana dapat mengartikulasikan visi secara realistis dan dapat dipercaya,” tegasnya.

Salah satu pesan penting yang disampaikan oleh Guru Besar FKIP tersebut bahwa menjadi guru perlu memiliki value “Transformasional nir Transaksional” dimana guru yang transformasional dapat berkembang sejalan dengan daya dukung intrinsik dari berbagai multilevel, sedangkan guru yang transaksional selalu perlu dirangsang untuk berubah atas dasar dorongan eksternal.

Hadir pada kegiatan tersebut sebagai narasumber Nisa Felicia Faridz, Ph.D selaku Executive Director Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) Kemdikbud. Ia menyampaikan bahwa tujuan perubahan selalu ideal (transformasi pembelajaran), namun strategi perubahan selalu mengalami kontekstualisasi dan membutuhkan waktu untuk mengadopsi perubahan.

Sementara, narasumber kedua Budi Kurnia Suhaeri, menyampaikan bahwa pendidikan nonformal yang di dalamnya terdapat homeschooling pada pendidikan kesetaraan bisa menjadi pilihan untuk transformasi pendidikan.

“Sekolah rumah (homeschooling) yang di dalamnya diselenggarakan pendidikan anak secara mandiri dalam tanggung jawab orangtua/keluarga bersifat fleksibel, nonkomersial, dan berpusat pada kepentingan terbaik anak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional,” ujarnya.

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top