Senin, 23 September 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

PHRI Banten Soroti BMKG Terkait Pernyataan Gempa Megatrust Tinggal Menungu Waktu

Ismatullah

| Senin, 23 September 2024

| 10:06 WIB

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten Ashok Kumar. (Foto: Dok. Ashok Kumar)

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Pernyataan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono soal bakal ada gempa dari dua zona megathrust, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, tinggal menunggu waktu menuai sorotan publik.

Salah satunya datang dari Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten Ashok Kumar. Ia menilai, pernyataan kepala BMKG tak pantas disampaikan ke publik karena menimbulkan kekhawatiran berlebihan di tengah-tengah masyarakat.

“Sangat tidak pantas tutur kata Kepala BMKG terkait megathrust tinggal tunggu waktu. Itu sudah melebihi melampauhi Allah SWT. Forcemajeur gempa dan lain-lainnya itu bukan buatan manusia melainkan dari Illahi,” kata Ashok Kumar kepada Ekbisbanten.com, Minggu, 22 September 2024.

Ashok meminta, hasil penelitian BMKG soal memperingatkan bakal terjadi gempa megatrust dalam waktu dekat tidak dbuat untuk mai-main.

“Harapanna penelitihan jangan dibuat main-main ini menyangkut keselematan khalayak ramai. Demikian juga pesisir pantai dari Paku, Anyer sampai Merak semua itu idustri atau pabrik-pabrik rksasa petro Kimia, caustic soda dll nya. Apakah sudah diantisipasi mitigasi struktural maupun mitigasi non struktural bila kena ysunami,” katanya.

Untuk itu Ashok menyarankan, hasil penelitaian yang dikakukan BMKG dikoordinasikan terlebih dahul dengan pihak-pihak terkait, baik pemerintah pusat maupun pemerintah di daerah. Seperti Basarnas dan BPBD.

“Gubernur sebagai kepala daerah yang sangat kompeten menyampai keadaan dari enelitianya.
Bukan malah BMKG cuap-cuap di media menimbulkan keresahan serta tidak kepastiannya. Kalau memang tinggal menunggu waktu, kapan akan kejadian konkrit waktu dan hari nya.Ayo sebutkan kami tantang BMKG kepastian hari tanggal dan jam nya?,” kata Ashok.

“Ingat Forcemajeur ukan buatan manusia dan belum ada alat sama sekali buat kepentingan masyarakat kami yang hidup di sepanjang pesisir pantai,” tambah Ashok.

Untuk diketahui, gempa megathrust adalah gempa bumi yang sangat besar yang terjadi di zona subduksi, wilayah tempat salah satu lempeng tektonik bumi terdorong di bawah lempeng lainnya.

Kedua lempeng biasanya terus bergerak mendekati satu sama lain, tetapi menjadi “terjebak” di tempat mereka bersentuhan. Akhirnya, penumpukan regangan melebihi gesekan antara kedua lempeng dan gempa megathrust yang besar terjadi.

Namun BMKG sendiri belum dapat memastikan kapan bencana alam itu akan terjadi. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut pihaknya terus membicarakan isu ini agar masyarakat bersiap menghadapi efek dari megathrust di Indonesia.

“Sebetulnya isu megathrust itu bukan isu yang baru. Itu isu yg sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong aja, segera mitigasi (tindakan mengurangi dampak bencana),” ujar Dwikorita, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (21/9/2024).

Menanggapi pernyataan kepala BMKG akan besarnya bahaya gempa megatrust itu, Ashok meminta agar masyatakat segera diikakukan evakuasi sesegara mungkin.

“Bila sudah demikian genting makanya masyarakat yang berdomisili di sepanjang pantai agar dievakuasi sehingga terjadi di malam hari mau lari kemana, gelap gulita walaupun sudah ada jalur. Mau lari kemana mereka,” katanya.

Pasalanya kata Ashok, jika gempa megatrust itu sudah bisa diprediksi, kunjungan wisatawan bisa ditunda.

“Bila wisatawan bisa ditunda. Jadi prioritaskan masyarakat. Covid saja kami bisa nahan diri tidak nerima wisatawan, padahal sampai detik dan jam ini, kita negara belum punya alat ukur gempa sama sekali,” pungkasnya.***

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top