Kasus aktif nasional per 6 Juni 2021 yang berjumlah 98.455 kasus, mengalami penurunan sebesar 44,2% dibandingkan dari puncak kasus pada 5 Februari 2021. Jumlah kasus aktif terendah terjadi pada tanggal 18 Mei 2021 yakni sejumlah 87,514 kasus. Namun, sejak 19 Mei 2021 kembali mengalami tren peningkatan, bahkan pada 29 Mei – 2 Juni 2021 kasus aktif berada di atas 100.000 kasus.
Kenaikan kasus aktif pasca Idulfitri memiliki rata-rata kasus aktif dalam seminggu terakhir meningkat 0,85% dibandingkan dengan rata-rata minggu sebelumnya.
“Kita perlu mewaspadai periode peningkatan kasus setelah libur Idulfitri yang diperkirakan terjadi pada 4-5 minggu setelahnya,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada pada laman ekon.go.id. Senin (7/6).
Tren konfirmasi harian sebelum Idulfitri di kisaran 5.000-6000 kasus perhari, satu minggu pasca Idulfitri yakni pada 13-19 Mei 2021 mengalami tren penurunan, namun sejak 19 Mei terus mengalami peningkatan kembali ke angka 5.000-6.000 kasus per hari.
Dibandingkan negara lain, jumlah kasus terkonfirmasi mingguan per 1 juta penduduk di Indonesia masih jauh lebih rendah, yakni Indonesia 147 orang per 1 juta penduduk; Malaysia 1.607 orang per 1 juta penduduk; India 662 orang per 1 juta penduduk; dan Perancis 731 orang per 1 juta penduduk.
Di Indonesia terdapat 5 provinsi dengan kasus aktif terbesar yang berkontribusi atas 65% kasus aktif tingkat nasional, antara lain adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Papua, dan Riau. Provinsi di Pulau Jawa berkontribusi sebesar 52,4% terhadap kasus aktif nasional, sedangkan provinsi di Sumatera berkontribusi sebesar 26,5%.
Bed Occupancy Rate (BOR) Nasional rata-rata mingguan mengalami peningkatan 14,07% dibandingkan rata-rata minggu sebelumnya di mana per 6 Juni BOR Nasional sebesar 40%. Terdapat 14 Provinsi dengan BOR di atas rata-rata nasional, dan 5 Provinsi dengan BOR di atas 50% yaitu: Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Jambi, dan Riau.