SERANG, EKBISBANTEN.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten mencatat, perekonomian Banten pada triwulan II 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 4,70% (yoy) atau tumbuh 1,25% (qtq).
Dengan capaian tersebut maka perekonomian Banten triwulan II 2024 mencapai Rp217,10 triliun.
Secara tahunan, laju pertumbuhan ekonomi Banten tercatat meningkat dibandingkan triwulan I 2024 yang tumbuh 4,51% (yoy) dan berada di bawah laju pertumbuhan ekonomi Nasional yang mencapai 5,05% (yoy).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Banten triwulan II 2024 masih didorong oleh Konsumsi Rumah Tangga yang menguasai 52,18% dari share PDRB Provinsi Banten dan tumbuh sebesar 4,61% (yoy), tidak lebih tinggi ari triwulan sebelumnya 5,46% (yoy).
“Hal ini tidak terlepas dari normalisasi keadaan pasca front loading konsumsi yang telah dilakukan pada triwulan sebelumnya yaitu sebelum HBKN Idul Fitri 1445 H. Komponen Investasi tumbuh meningkat sebesar 2,86% (yoy) dari triwulan sebelumnya 0,79% (yoy) yang tercermin dari peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang meningkat sebesar 63,34% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 3,61% (yoy),” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten
Ameriza M. Moesa pada acara Taklimat Media, Kamis, 8 Agustus 2024.
Peningkatan PMDN ini didorong oleh pembangunan proyek infrastruktur pemerintah dan pembangunan perumahan di daerah Tangerang Raya. Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) juga turut meningkat pada triwulan II 2024 sebesar 16,65% (yoy) setelah triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar -6,08% (yoy) yang didorong oleh investasi penambahan kapasitas produksi Industri Pengolahan.
Dari sisi Lapangan Usaha, pertumbuhan ekonomi Banten masih didorong oleh sektor Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, Konstruksi, dan Transportasi dan Pergudangan yang menguasi 73,52% dari share PDRB Banten. Pada triwulan II 2024, masih tumbuhnya pertumbuhan ekonomi didorong oleh sektor yang tumbuh membaik yakni Sektor Perdagangan besar dan eceran, Konstruksi, Transportasi dan Pergudangan, serta Real Estate.
Sementara, Sektor Industri Pengolahan tetap tumbuh positif meskipun mengalami perlambatan dari triwulan sebelumnya. Dengan capaian ini, maka Provinsi Banten memberikan kontribusi sebesar 6,92% terhadap perekonomian Jawa dan 4,06% terhadap perekonomian Nasional.
Sejalan dengan hal tersebut, capaian inflasi sampai dengan Juli 2024 tercatat sebesar -0,24% (mtm), atau 1,03% (ytd) atau 2,30 % (yoy). Capaian inflasi Juli melandai setelah Juni 2024 yang mengalami inflasi sebesar -0,08% (mtm). Pada Juli 2024, Secara spasial, terdapat 4 wilayah sampel IHK Provinsi Banten yang mengalami deflasi dan 1 wilayah mengalami inflasi. Daerah yang mengalami deflasi yaitu Kota Serang (-0,33% mtm), Kota Tangerang (-0,30% mtm), Kab. Pandeglang (-0,30% mtm), Kota Cilegon (-0,03% mtm), sedangkan Kab. Lebak tercatat inflasi terbatas (0,03% mtm).
Komoditas komoditas tomat, bawang merah, dan cabai merah menjadi 3 (tiga) komoditas utama yang mendorong deflasi. Hal ini sejalan dengan pasokan yang meningkat dari daerah sentra produksi dan didukung distribusi yang lancar.
Dari sisi stabilitas sistem keuangan, kinerja intermediasi perbankan di Provinsi Banten tetap baik dan terjaga.
Hal ini didukung oleh beberapa indikator perbankan yang mencatat pertumbuhan positif diantaranya aset perbankan tercatat tumbuh meningkat sebesar 14,80% (yoy) dan Dana Pihak Ketiga tumbuh 11,11% (yoy). Lebih lanjut, penyaluran kredit provinsi Banten tetap tumbuh sebesar 8,04% (yoy) dengan penyaluran kredit UMKM tercatat sebesar Rp 59,41 trilliun atau tumbuh sebesar 8,65% (yoy).
“Sejalan dengan hal tersebut, risiko kredit yang tercermin Non Performing Loan tercatat sebesar 2,80%,” katanya.
Selanjutnya, sampai dengan akhir triwulan II 2024, Banten masih menjadi provinsi dengan net outflow sebesar Rp2,61 Triliun disertai dengan meningkatnya transaksi non tunai. Total outflow sampai sampai dengan Juni 2024 mencapai Rp4,23 Triliun dan inflow mencapai Rp 1,62 Triliun.
Hingga Triwulan II 2024, pemanfaatan QRIS sebagai kanal pembayaran digital terus meningkat. Volume transaksi mencapai 46,41 juta dengan nominal transaksi mencapai Rp4,42 Triliun dengan jumlah pengguna QRIS mencapai 2,71 juta. Dengan capaian ini maka pengguna QRIS di Banten berada di posisi 5 secara Nasional.
Melihat perkembagan kondisi perekonomian, pada 2024 pertumbuhan ekonomi Banten diprakirakan meningkat dalam kisaran 4,7-5,5% didukung oleh permintaan domestik utamanya berlanjutnya pertumbuhan konsumsi. Sementara dari sisi pergerakan harga, inflasi Banten diprakirakan akan kembali melandai dan berada dalam target inflasi Nasional 2,5% ±1,00% secara tahunan. Bank Indonesia akan terus memperkuat
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten sebagai advisory pemerintah daerah, terus berkoordinasi dan bersinergi dalam mendukung menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan termasuk diantaranya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Lebih lanjut, pada pada tanggal 30 Agustus s.d. 1 September 2024 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten akan menyelenggarakan Sharia Festival Jawara (SHAFARA) Tahun 2024 dengan mengangkat tema Membangun Ekonomi dan Keuangan Syariah Banten yang Inklusif, Berkelanjutan,dan Berorientasi Digital. Kegiatan akan diselenggarakan di Bintaro Xchange Mall Tangerang.
Guna memeriahkan kegiatan SHAFARA dan dalam rangka meningkatkan Cinta, Bangga dan Paham (CBP) Rupiah di wilayah provinsi Banten, penyelenggaraan kegiatan akan disinergikan dengan kegiatan Festival Rupiah Banten (FERBA). **