KOTA SERANG, EKBISBANTEN.COM – Warga keturunan Tionghoa tampak memadati Vihara Avalokitesvara Banten, yang berlokasi di Jalan Tubagus Raya Banten atau Kawasan Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Minggu (5/2).
Mereka melaksanakan sembahyang dan doa bersama di sana. Kegiatan religius itu dilakukan secara sederhana dan dengan khidmat dalam rangka peringatan Cap Go Meh yang merupakan bagian perayaan Imlek 2574.
Diketahui, Cap Go Meh diperingati 15 hari setelah tahun baru Imlek, dan menjadi hari terakhir rangkaian masa perayaan Imlek.
Cap Go Meh merupakan dialek Hokkian yang berarti malam ke-15 atau puncak dari Imlek. Cap artinya 10, sementara Go berarti lima, dan Meh artinya malam.
Warga keturunan Tionghoa percaya pada hari ke-15 itu para dewa keluar dari surga untuk membagikan keselamatan, kesejahteraan, dan nasib baik.
Aroma dupa (hio) wangi yang dibakar dan nyala lilin menambah suasana di Vihara Avalokitesvara Banten semakin sakral dan penuh makna.
Salah satu warga keturunan Tionghoa, Darmawan (45) saat ditemui Ekbisbanten.com usai beribadah mengaku jauh-jauh datang dari Jakarta bersama keluarga untuk merayakan Cap Go Meh di Vihara tertua di Banten itu.
Meski tidak ada perayaan seperti festival atau barongsai, Ia mengaku tidak masalah dan hal tersebut tidak mengurangi makna perayaan Cap Go Meh pada tahun ini.
“Yang terpenting kami bisa datang ke sini untuk beribadah dan berdoa. Harapannya semoga tahun ini kita semua diberikan kesehatan, kebaikan dan kelancaran dalam mencari rezeki,” pungkasnya.***