Diketahui, aksi solidaritas tersebut dilakukan karena tidak adanya sosialisasi yang disampaikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry terkait penyebrangan yang harus men-scan QR Code dengan aplikasi pedulilindungi.
“Bukan demo sih, tapi aksi spontanitas atau solidaritas dari kawan-kawan saja, karena ada kebijakan yang tidak disosialisasikan,” kata Ketua Paguyuban Pengusaha Truk (Petruk) Dicky Maula Syaf kepada wartawan disela-sela aksi di Pelabuhan Merak, Jumat (12/11/2021).
Menurut Dicky, kebijakan yang diberikan ketika menyebrang harus menggunakan surat antigen, namun pada kenyataannya bukan antigen, melainkan harus men-scan QR Code melalui aplikasi peduli lindungi.
“Tadi sih bahasanya antigen, tapi kenyataannya bukan antigen, harus ada persiapan barcode segala macem gitu kurang pas aja, sama sekali nggak ada sosialisasi,” ucapnya.
Atas dasar keluhan tersebut, pihaknya bersama para sopir beserta agen-agen pengurus mempertanyakan hal tersebut pada PT ASDP Indonesia Ferry. Namun, lanjut Dicky, PT ASDP Indonesia Ferry bakal mengkomunikasikan kembali pada tanggal 1 Desember 2021.
“Katanya kita masih ada sosialisasi ke depan, masih ada kelonggaran-kelonggaran dari ASDP untuk ke depan,” ujarnya.
Dicky mengaku, pihaknya bersedia mengikuti aturan dan kebijakan yang diterapkan oleh PT ASDP Indonesia Ferry jika hal tersebut telah disosialisasikan terlebih dahulu.
“Intinya kebijakan, aturan dari ASDP kita ngikut aja yang penting kita cari makan di pelabuhan tidak dilarang udah itu aja,” pungkasnya.**
]]>