“Menolak politik uang dan orangnya. Jika diawali dengan curang dan culas bagaimana mau maju,” katanya.
Kemudian pengamat Politik UIN SMH Banten M. Zainor Ridho, menitikberatkan pada peran-peran masyarakat tertentu yang bisa meminimalisir terjadinya politik uang. Setidaknya ada tiga aktor yang bisa melakukan tersebut.
Pertama adalah politisi atau peserta pemilu, kedua administrator atau birokrasi seperti jajaran KPU dan Bawaslu, ketiga tokoh agama, jawara, serta kepala desa.
Selanjutnya, Sekjend Apdesi Banten, Rafik R Taufik membeberkan fakta yang terjadi di lapangan menjelang Pemilu. Ia membenarkan bahwa praktik politik kerap muncul setiap saat.
“Saya kurang sepakat serangan fajar. Faktanya serangan pagi, malam dan fajar itu lengkap ada di desa,” katanya.
Menurutnya, masyarakat desa menjadi penikmat dengan praktik politik uang yang sulit dikendalikan.
“Masyarakat menjadi objek untuk kepentingan politik. Sebab, soal pemilih itu ada dua, pertama ideologis dan pragmatis. Dan Itu fakta yang ditemukan di desa saya,” tukasnya.