Corporate Communications Strategic of Wings Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, penutupan bandar udara adalah dampak dari erupsi dan aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
“Sebagai informasi penting, material abu vulkanik (volcanic ash) dapat merusak pesawat udara, sehingga membahayakan penerbangan,” kata Danang secara tertulis, Senin (30/11).
Sehubungan kondisi tersebut, dalam memastikan keselamatan dan keamanan (safety first), rencana layanan penerbangan perdana Wings Air yang dijadwalkan pada 30 November 2020 mengalami pembatalan (cancel flight) terdiri dari:
· Penerbangan nomor IW-1994 Kupang – Lewoleba
· Penerbangan nomor IW-1995 Lewoleba – Kupang.
Kondisi terganggunya operasional dari akibat gunung meletus termasuk force majeure yaitu keadaan yang terjadi di luar kemampuan sumber daya manusia dan perusahaan.
Wings Air telah memberikan informasi kepada seluruh pelanggan (penumpang) yang terganggu perjalanannya dan memperbarui sesuai perkembangan.
Terkait pembatalan penerbangan tersebut, Wings Air memberikan solusi kepada seluruh pelanggan yang terkena dampak, antara lain penjadwalan ulang keberangkatan di hari berikutnya (reschedule) dan melakukan pengembalian dana (refund) sesuai aturan yang berlaku.
Wings Air selalu memprioritaskan aspek keselamatan dan keamanan sehingga dampak yang kemungkinan timbul dari kondisi tersebut dapat diminimalisir dan diantisipasi sedini mungkin (lebih awal).
Danang menyebut, Wings Air bekerja sama dan berkoordinasi dengan otoritas penerbangan, pengelola bandar udara dan pengatur lalu lintas udara setempat.
“Operasional penerbangan Wings Air akan menyesuaikan (melayani atau terbang kembali) menurut keputusan otoritas bandar udara dan bandar udara tujuan dinyatakan aman untuk lepas landas serta mendarat (safe for flight),” pungkas Danang. (*/Raden)