SERANG, EKBISBANTEN.COM – Asisten Derah (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Banten Muhammad Yusuf mengatakan, peluang investasi di Provinsi Banten masih terbuka lebar. Alasannya, pemanfaatan lahan kawasan industri seluas 53.945 hektare yang ada di Tanah Jawara baru terisi 35 persen.
“Hingga saat ini tingkat rata-rata pemanfaatan kawasan industri masih rendah yaitu di bawah 35 persen. Dengan demikian peluang investasi di Provinsi Banten masih terbuka lebar. Nah ini kita buka seluas-luasnya untuk mengundang investasi dari berbagai sektor yang bisa masuk ke Provinsi Banten,” kata Muhammad Yusuf mewakili Gubernur Banten Wahidin Halim pada acara Banten Economic Forum (BEF) Seri 2-2021 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten dengan tema “Membangun Hilirisasi Industri Kimia di Provinsi Banten untuk Mendorong Ekonomi Banten dan Nasional” secara daring, Jumat (16/7).
Ia mengatakan, saat ini Provinsi Banten sendiri memiliki 19 kawasan industri yang tersebar di delapan kabupaten/kota dengan 3.000 lebih kegiatan usaha industri.
“Untuk itu ke depan sektor industri yang baru akan diprioritaskan menempati kawasan industri. Untuk mewujudkannya tentu saja membutuhkan dukungan dan kerjasama antara pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenprin) dan pemda kabupaten/kota serta para pengusaha kawasan industri yang ada di wilayah Provinsi Banten,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan bertambahnya investor ke Banten, pihaknya berharap dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja di Provinsi Banten.
“Kami sangat berharap hilirisasi industri kimia akan berdampak pada peningkatan kerja sebagai upaya pengurangan pengangguran terbuka di Provinsi Banten,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan BI Banten Erwin Soeriadimadja mengatakan, pembangunan hilirisasi industri kimia di Provinsi Banten diharapkan mampu mendorong ekonomi di Banten dan nasional.
“Sehingga mampu menciptakan nilai tambah, memperkuat struktur industri yang lebih sustainable dan menyediakan lapangan kerja yang berarati juga membangun pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif,” kata Erwin.
Untuk mewujudkan pembangunan hilirisasi industri di Banten tersebut kata Erwin dibutuhkan koordinasi pemeintah pusat dan daerah termasuk pelaku dunia usaha di Banten.
“Kami mencatat bahwa koordinasi yang bersifat multidimensi akan menjadi kunci agar prioritas untuk membangun hilirisasi industri kimia bisa terwujud nyata. Termasuk juga Industrial Recyclers yang jadi topik bahasan pada acara ini untuk mendukung green economy,” terang Erwin.
Turut hadir sebagai narasumber, Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian RI Fridy Juwono, SVP DownstreamGas Power & NRE Business Development & Portfolio PT Pertamina (Persero), Tbk Aris Mulya Azof, Pemimpin Divisi Bisnis Komersial 1 PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Retno Muwarni dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (INAPLAS) Fajar Budioono. Selain itu turut hadir sebagai penanggap diskusi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Babar Suharso, Rektor Universitas Ageng Tirtayasa Fatah Sulaiman, dan Owner PT Cosmo Makmur Indonesia Zulkifli Umar. (ismet)
]]>