SERANG, EKBISBANTEN – Sekretaris Komisi II DPRD Banten Oong Syahroni mengatakan, pencemaran limbah perusahaan menghambat penataan kawasan pelabuhan di Banten.
Misalnya, pencemaran lingkungan dari beberapa perusahaan yang berakibat kurangnya kualitas pelayanan pelabuhan.
“Kita melihat juga tidak hanya faktor itu, di daerah utara Banten khususnya Tangerang itu terjadi pencemaran dengan adanya pembangunan perumahan, dari beberapa pengembang sehingga terjadi pencemaran lingkungan di sekitar wilayah laut utara, termasuk kendala ketika nelayan untuk melakukan sandar,” tambahnya. ungkapnya usai rapat di kantor DPRD Banten, Selasa (7/3/2023).
Oong melanjutkan, hal ini juga berdampak terhadap para nelayan, pendapatan nelayan menurun akibat limbah tersebut.
“Ini juga jadi faktor mengapa pendapatan ikan di Banten berkurang. Untuk wilayahnya bukan komisi II nanti komisi V dengan dinas – dinas lingkungan hidup,” paparnya.
Hal tersebut dikarenakan ada aktivitas pembangunan beberapa pengembang di sekitar pelabuhan kawasan Tangerang.
Masih kata Oong, di tahun 2023 kawasan pelabuhan Cikeusik-Binuangeun sedang fokus pada pembangunan. Setelah pelabuhan Binuangeun selesai, ia mengatakan akan melanjutkan ke dua pelabuhan lainnya. Dia juga mengatakan, dua pelabuhan yakni Cituis dan Labuhan akan menjadi prioritas di 2024.
“Kita sudah masuk dana alokasi desanya (DAD) , kita akan maksimalkan di 2024,” ujarnya.
Menurutnya, pelabuhan di Banten perlu perhatian khusus dari Pemda agar ke depan menjadi kebanggan Banten.
“Pelabuhan Labuhan menjadi prioritas kedua, Cituis juga kedua 2024. Tapi kita juga melihat potensi pelabuhan Panimbang, kita akan susun DAD-nya tahun ini,” sambungnya.
Untuk diketahui, proses pengembangan pelabuhan saat ini, sedang pada tahap penganggaran di kawasan pelabuhan Cikueisk-Binuangen dan beberapa kawasan yang sudah mulai dikerjakan termasuk Cituis.
