EKBISBANTEN.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga, didukung permodalan yang kuat dengan likuiditas stabil, dan profil risiko yang positif.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Hasil RDK Bulanan Februari 2024, Senin (4/3/2024).
“OJK menilai kinerja perekonomian global secara umum membaik, dengan tekanan yang cenderung stabil meskipun masih perlu dicermati perkembangan geopolitik global ke depan,” katanya.
Ia mencontohkan, di Amerika Serikat, capaian inflasi yang cenderung sticky di tengah pertumbuhan ekonomi yang solid, mendorong meningkatnya perkiraan no landing (sesuai pra-pandemi).
Dengan perkembangan tersebut, pasar kembali melakukan kalibrasi atas kemungkinan mundurnya pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) dengan besaran yang juga berkurang.
Sedangkan di Eropa, ekonomi Jerman dan Inggris mengalami kontraksi dan mulai memasuki resesi.
Mahendra menyebut inflasi cenderung turun mendekati target bank sentral sehingga mendorong Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB) menjadi less hawkish dan membuka peluang untuk penurunan suku bunga yang lebih cepat.
Di China, perkembangan terkini menunjukkan perekonomian berada di bawah rata-rata historis. Tekanan di pasar keuangan juga terpantau meningkat.
“Ke depan, ketidakpastian atas pemulihan ekonomi China diprediksi cukup tinggi di tengah menguatnya kembali potensi terjadinya perang dagang,” jelasnya.
Selain itu, Mahendra menuturkan risiko geopolitik global terpantau meningkat yang dipengaruhi oleh berlanjutnya konflik di Timur Tengah dan perkembangan perang di Ukraina.
Risiko instabilitas turut berimbas pada peningkatan biaya dan waktu pengiriman dari Asia ke Eropa, yang berpotensi memicu kenaikan harga komoditas ke depan.
Dari sisi domestik, PDB Kuartal IV-2023 mampu tumbuh 5,04 persen yoy atau naik dibandingkan Kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen yoy.
Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) dan belanja investasi pemerintah terkait pembangunan Ibu Kota Negara.
Secara tahunan pertumbuhan ekonomi membukukan pertumbuhan sebesar 5,05 persen yoy di 2023.
“Indikator terkini juga menunjukkan kinerja perekonomian ke depan masih cukup baik,” terang Mahendra.
“Di antaranya ekspansi PMI manufaktur yang meningkat, neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus, dan tingkat inflasi yang terjaga,” tukasnya.*