Mengapa Vaksinasi Menimbulkan Demam? Ini Penjelasannya

Admin

| 26 Januari 2021

| 11:54 WIB

JAKARTA, EKBISBANTEN.COM – Jika di masa kecil pernah mendapatkan vaksinasi, baik di lingkungan rumah atau di sekolah, ada kalanya Anda mengalami demam di malam hari.

[adrotate group="5"]

Selain itu, di daerah sekitar lokasi penyuntikan akan timbul memar yang dikenal kalangan awam sebagai bengkak.
Dampak-dampak seperti itu kerap membuat anak ketakutan saat menjalani vaksinasi. Tak jarang, anak menangis ketakutan sebelum menjalani vaksinasi. Bahkan, ada pula anak yang sampai pingsan, karena ketakutan.

Lantas, apakah vaksinasi berbahaya? Sejauh ini vaksinasi terus dilakukan di banyak wilayah. Asumsinya, jika vaksinasi berbahaya, tentu program tersebut akan dihentikan.

Apakah vaksinasi memberikan efek samping? Jawabannya, “iya”.
Dijelaskan Dokter Dirga, dikutip dari situs covid19.go.id, sama seperti produk medis lainnya, bahkan makanan kita sehari-hari, vaksin juga memiliki efek samping. 

Menurut Dokter Dirga, berdasarkan penelitian, 95 persen efek samping dari vaksin bersifat ringan, seperti nyeri pada bekas suntikan ataupun demam yang biasanya berlangsung paling lama 48 jam setelah divaksin.

Demam sebagai efek samping adalah tanda vaksin berhasil memicu sistem kekebalan tubuh kita.

Vaksin dipastikan aman dan ampuh sejak dari proses pengembangannya, sehingga memiliki manfaat yang jauh lebih besar daripada efek samping yang ditimbulkan.

 
Kasus Vaksinasi Covid-19
Sementara itu, berdasar catatan Bisnis, ketika proses vaksinasi Covid-19 dimulai di banyak negara, muncul laporan sejumlah efek samping yang muncul.

Efek samping yang sering dilaporkan dari vaksin Covid-19 yakni kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot.

Kelelahan telah dilaporkan oleh sekitar 63 persen subjek penelitian yang menerima vaksin, sementara sakit kepala dan nyeri otot masing-masing memengaruhi sekitar 55 dan 38 persen peserta.

Sejumlah kecil peserta melaporkan menggigil, nyeri sendi, atau demam setelah vaksinasi.

Peserta lebih mungkin melaporkan gejala tersebut setelah dosis kedua vaksin.
Terkait hal ini, pakar kesehatan dari Tucson, Arizona, AS, Dr Matthew Heinz menyebutkan bahwa reaksi terhadap dosis kedua cenderung lebih merupakan respons yang intens, yang masuk akal, mengingat sistem kekebalan sudah terpapar.

“Ketika mendapat dosis lain, maka akan ada semacam respons yang lebih cepat dan lebih kuat. Itu sangat masuk akal secara imunologis,” tambahnya.

Sementara menurut MHRA (The Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency), badan eksekutif dari Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial di Inggris, dalam studi klinis dengan vaksin, sebagian besar efek sampingnya ringan sampai sedang.

Editor :Rizal Fauzi

Tags

Bagikan Artikel

Berita Terkait

Berita Terpopuler

Scroll to Top