Pencapaian positif ini menjadi pijakan bagi keberlanjutan Mandiri Syariah menjelang penggabungan (merger) dengan dua bank syariah milik Himbara tahun depan.
Direktur Finance, Strategy dan Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho menyampaikan, kinerja Mandiri Syariah terjaga positif berkat peningkatan fee based income terutama yang disumbang dari layanan digital, produk berbasis emas dan pendapatan margin pembiayaan consumer.
Dari sisi volume bisnis, hingga akhir September 2020 Mandiri Syariah mencatat dana pihak ketiga (DPK) di angka Rp106,12 triliun, naik 17,26% dari Rp90,49 triliun per September 2019. Dimana tabungan yang menjadi kontributor dan produk andalan tumbuh sebesar 19,12% yoy menjadi Rp44,77 triliun dan menjadikan porsi CASA mencapai hingga 59,22% dari total DPK.
Peningkatan DPK tersebut menjadikan nilai aset Mandiri Syariah mencapai Rp119,43 triliun atau naik 16,19% dari September 2019 yang sebesar Rp102,78 triliun.
Selama pandemi, Mandiri Syariah berhasil menjaga pertumbuhan pembiayaan dengan kualitas yang masih terjaga baik dan per September 2020 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp79,27 triliun, tumbuh 7,39% secara tahunan. Pencapaian ini memperkuat posisi Mandiri Syariah sebagai bank syariah terbesar di Indonesia.
“Kami sadar kualitas pembiayaan menjadi tantangan besar dalam masa pandemi ini, untuk itu kami memperkuat cadangan sebagai antisipasi risiko khususnya bagi nasabah yang direstrukturisasi, dengan meningkatkan cash coverage sebesar 34,17% menjadi 141,26% per September 2020. Non performing financing (NPF) Mandiri Syariah ditengah pandemi mengalami perbaikan, di mana NPF Net membaik dari 1,07% per September 2019 menjadi 0,61% per September 2020.
Sementara, NPF Gross tetap terjaga diangka 2,66% di September 2020, sama dengan posisi September 2019,” jelas Cahyo.
Direktur Information Technology, Operation & Digital Banking Mandiri Syariah Achmad Syafii menambahkan selama masa pandemi terjadi shifting cara transaksi dari transaksi di cabang menjadi transaksi digital. Hal tersebut memberikan dampak positif pada pertumbuhan fee based income (FBI) layanan digital yang melonjak 35,82% yoy dari Rp167,76 miliar per September 2019 menjadi Rp227,84 miliar per September 2020.