Administratif dan Faktual

Administratif dan Faktual

Kisah Pramugari Kena PHK karena Korona, Dulu Nangis Kini Usaha Jualan Brownies

Admin

| 27 Desember 2020

| 09:05 WIB

EKBISBANTEN.COM – Sebelum pandemi Corona, Josephine wulandari aktif bekerja sebagai pramugari sebuah maskapai Indonesia. Namun kini dia harus menelan pil pahit karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Ia pun memutar otak agar bisa bertahan di tengah pandemi.

[adrotate group="5"]

Wanita yang biasa disapa Jojo ini menceritakan awal kariernya bekerja sebagai pramugari. Dia mulai menjalani training pramugari pada 2017. Setelah setahun training, dia terjun langsung menjadi pramugari sebenarnya.

“Banyak pengalaman yang benar-benar bermakna banget buat aku. Awal-awal kerja aku ngerasa cepet capek dan mikir ‘ternyata jadi pramugari nggak seenak yang aku bayangin’ terlepas dari kita jalan-jalan gratis,” kata Jojo saat dihubungi oleh Wolipop, Jumat (25/12/2020).

Jojo mengungkapkan hal paling menyenangkan dari pekerjaannya sebagai pramugari adalah saat setiap hari bertemu dan bekerja dengan tim serta wajah baru. Sebagai seorang pramugari, dia juga harus selalu tersenyum di depan penumpang meskipun fisik dan hatinya sedang lelah.

Kini pengalaman sebagai pramugari itu tinggal kenangan buat Jojo. Pekerjaan yang selama ini dijalaninya terpaksa terhenti karena pandemi COVID-19 melanda di seluruh dunia. Perusahaannya mengambil kebijakan untuk memberhentikan karyawan kontrak.

“Sayangnya, aku harus stop menjalani itu semua di tahun 2020 ini. Perusahaan tempat aku kerja tiba-tiba memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrakku dan seluruh angkatan. Dikarenakan puncaknya pandemi di akhir bulan Maret kemarin. Kami seangkatan cuma bisa bengong, shock, nahan nangis, walau pun sudah tahu akan terjadi kayak gini karena sebelum diputus kontrak. Sudah mulai banyak penerbangan yang di cancel karena satu dan lain hal,” kenangnya panjang lebar.

Setelah terkena PHK sebagai pramugari, Jojo mengaku sempat hilang arah dan stres. Apalagi melamar pekerjaan lain di berbagai perusahaan yang sudah dilakukannya belum membuahkan hasil. Dia sampai harus berkonsultasi dengan psikiater untuk mengatasi kegundahannya.

“During first pandemic, yang aku lakuin dua bulan pertama cuma bengong, nangis, nggak tahu mau ngapain. Segitu susahnya untuk cari kerja sampai aku cuma mikir ‘digaji kecil nggak papa deh asal aku kerja dan nggak diam di rumah doing nothing.’ Since aku juga ada tunggakan yang harus dibayar dan itu tetap berjalan. Sampai akhirnya aku ke psikiater dan di situ mikir juga kalau ke dokter pun butuh banyak biaya juga, jadi serba salah dan malah makin stres mikirinnya,” ujar Jojo.

Anak bungsu dari tiga bersaudara ini mengaku mulai tersadar untuk bangkit kembali setelah pertemuan dengan psikiater tersebut. Dia berpikir tidak mungkin dia terus-menerus stres jika ingin hidupnya kembali tertata.

“Sampai turning point aku adalah ketika aku mikir ‘Fix kalau gini terus aku bisa gila selama bertahun-tahun.’ Tapi di situ pun juga masih nggak bikin aku bergerak karena totally bingung harus ngapain lagi,” katanya.

Editor :Rizal Fauzi

Tags

Bagikan Artikel

Berita Terkait

Berita Terpopuler

Scroll to Top