Jumat, 22 November 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Khutbah Idul Fitri, Wari Syadeli: Hari Raya Mari Kita Bersyukur dan Gembira

Wari Syadeli

| Rabu, 10 April 2024

| 13:00 WIB

Wari Syadeli
(FOTO: DOK. PRIBADI).

Khutbah I

 اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

 بِسْمِ اللهِ الرّحْمنِ الرَّحِيم.

 اَللهُ أَكْبَرْ  (9x)

اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهْ، صَدَقَ وَعْدَهْ، وَنَصَرَ عَبْدَهْ، وَأَعَزَّ جُنْدَهْ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهْ. لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ. اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ الْعِيدَ مِنْ أَكْبَرِ شَعَائِرِ الْإِسْلَامِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمُلْكُ الْعَلَّامِ، رَبَّنَا الَّذِي يَنْبُعُ مِنْهُ السَّلَامُ وَإِلَيْهِ يَعُودُ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ.

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي أَمَرَ أُمَّتَهُ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى مَنْ دَعَا لِهُدَى الْإِسْلَامٍ. اَللّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِىِّ الْإِِسْلَامِ وَرَسُولِ السَّلَامِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْكِرَامِ وَمَنْ تَبِعَهُ بَإِيمَانٍ وَإِسْلَامٍ وَإِحْسَانٍ إِلَى دَارِ السَّلَامِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ رَحِمَكُمُ اللهِ: أُوصِينِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ، وَاعْلَمُوا أَنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ

قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

وَاللهُ أَكْبَرْ،وَاللهُ أَكْبَرْ،وَاللهُ أَكْبَرْ، وَللهِ الْحَمْدُ

Jamaah I’ed Rahimakumullah

Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta, pemilik kerajaan langit dan bumi. sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Kita patut bersyukur pada Allah atas Rahmat dan karunia-Nya dapat bertemu kembali dengan hari yang penuh gembira ini yakni Iedul Fitri, kita juga patut bersyukur karena Allah memberikan Taufik, hidayah dan Inayah pada kita semua sehingga kita mampu melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dan hari ini dapat berkumpul untuk melaksanakan ibadah sholat Ied.

Kita juga bersyukur pada Allah karena kita diberikan limpahan rezeki, juga kita  patut kita syukuri adalah kedua orang tua kita masih membersamai kita di hari Raya ini, bagi yang kedua orang tuanya telah tiada juga tetaplah bersyukur karena kita masih bisa memanjatkan doa-doa terbaik untuk kedua orang tua kita serta memberikan amalan-amalan kebaikan bagi kedua orang tua kita yang telah tiada.

Kita juga patut bersyukur dan berterima kasih kepada para ulama-ulama terdahulu, para Wali Allah, para Habaib dan  yang telah bersedia datang ke Nusantara untuk mengajarkan nenek moyang kita mengenal Allah yang pada akhirnya kita mengenal Islam, mengenal Allah dan mengenal Nabi Muhammad SAW beserta ajaran-ajarannya.

Kenikmatan Iman adalah kenikmatan terbesar bagi manusia, kita diajarkan pola hidup yang penuh keberadaban karenanya Masyarakat muslim adalah masyarakat dengan peradaban yang unggul dan tinggi, nilai-nilai persatuan, persaudaraan dan toleransi juga tolong menolong menjadi ciri khas masyarakat muslim.

Peradaban muslim berbeda jauh dengan peradaban masyarakat barat yang sekuler, tengoklah di Amerika dan Eropa. Di sana berkembang nilai-nilai individualitas yang tinggi, sulit kita temukan nilai-nilai persaudaraan yang ramah penuh kebersamaan dalam lingkungan masyarakat seperti yang kita rasakan saat ini.

Kita patut berterima kasih kepada sultan Syarief Hidayatullah dan juga Sultan Maulana Hasanuddin beserta anak keturunannya karena telah berhasil melakukan internalisasi nilai-nilai Islam di Tanah Banten, Kota Serang khususnya.

Ditengah ekonomi yang tengah sulit, harga bahan pokok yang melambung tinggi kita pupuk rasa persaudaraan untuk saling tolong menolong diantara kita semua, kakak dan adik begitu pun sebaliknya, anak kepada orang tua begitupun sebaliknya termasuk kepada tetangga.

Seberat apapun kondisi ekonomi bila terbangun sikap saling menolong itu akan memperkuat jaringan pengaman sosial masyarakat muslim dimanapun berada tanpa perlu lagi mengantri bantuan sosial dari presiden karena sesama masyarakat muslim secara otomatis saling melindungi, saling tolong menolong, inilah satu keunggulan yang patut kita syukuri dalam tradisi masyarakat muslim, bila sikap demikian tidak terjadi ditengah masyarakat muslim artinya kita turut mengamalkan pikiran masyarakat barat sekuler yang cenderung individualistik.

اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ   

Jama’ah I’ed yang dimuliakan Allah SWT.

Hari ini adalah hari dimana syiar Islam digaungkan di seluruh alam, gema takbir menggema dan segala pujian dikumandangkan, hari dimana kita berbuka kembali setelah sebulan kita berpuasa.

Esensi dari puasa yang kita laksanakan adalah meningkatnya ketakwaan kepada Allah SWT.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

  “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Prosesi berpuasa yang dijalani kita  menyebabkan seseorang merasakan lapar, rasa lapar hakikatnya menurut Al-Ghazali mengajarkan hati menjadi bersih, hati yang lembut dan mudahnya berzikir,  menghilangkan sifat sombong disebabkan seseorang melihat kehinaan dirinya dan menyaksikan kebesaran Tuhan-nya.

Tak hanya rasa lapar, yang menarik adalah di akhir Ramadhan kita diajarkan untuk membayarkan zakat fitrah yang wajib dibayarkan oleh semua orang muslim, juga anjuran zakat mal bagi yang kepemilikan hartanya telah mencapai ukuran wajib untuk mengeluarkan zakat. Artinya dimensi sosial menjadi perhatian yang sangat penting, sikap saling berbagi dan tolong menolong menjadi ciri khas masyarakat muslim.

Tak hanya itu anjuran untuk menghargai, menghormati serta berbakti kepada kedua orang tua menjadi karakteristik masyarakat muslim, tradisi mudik esensinya kembalinya seorang muslim setelah hijrah ke daerah perantauan ke pangkuan ayah ibunya, berkumpul dengan kerabat dekat dan sanak saudara.

Pada Surat Al Ahqaf ayat 15 kita diajarkan untuk mengingat kembali jasa serta pengorbanan kedua orang tua kita karenanya kita hendaklah berbakti kepadanya.

َوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

“Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan.”

Tak hanya bakti kepada kedua orang tua, jalan-jalan pintu surga terbuka bagi seorang yang beribadah kepada Allah, berbakti pada kedua orang tua juga kerabat serta memperhatikan nasib anak yatim-piatu juga kaum dhuafa sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah ayat ke 83.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَٰقَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَٰقَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”

Jama’ah I’ed Rahimakumullah

Hari Raya Iedul Fitri hendaknya kita isi dengan kegembiraan rasa syukur kepada Allah SWT, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW menjelaskan kepada kita bahwa ada dua hari bergembira bagi seorang muslim dan dua hari itu adalah hari yang paling baik dan mulia bahkan puasa saat itu diharamkan.

فقد روى ابو داود من حديث  انس قال قدم رسول الله صلى الله عليه وسلم المدينة ولهم يومان يلعبون فيهما, فقال: ماهذان اليومان؟ قالوا: كنا نلعب فيهما فى الجاهلية فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ان الله قد ابدلكم بهما خيرا منهما يوم الاضحى ويوم الفطر

Imam Abu dawud menerangkan dari hadits sahabat Anas berkata:  pada suatu waktu Nabi datang di Madinah, di sana penduduk Madinah sedang bersuka ria selama dua hari. Lalu nabi bertanya “hari apakah ini (mengapa penduduk Madinah bersuka ria?)” mereka menjawab ”dulu semasa zaman jahiliyah pada dua hari ini kami selalu bersuka ria”. Kemudian Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnya Allah swt telah mengganti dalam Islam dua hari yang lebih baik dan lebih mulia, yaitu hari raya kurban (idul adhha) dan hari raya fitri (idul fitri).

Hari ini adalah hari perjamuan dari Allah SWT dan hari dimana kita bersyukur dan gembira atas melimpahnya ampunan dan Rahmat dari Allah SWT di bulan Ramadhan apalagi terdapat satu malam yang amalan seorang muslim dilipatgandakan maka bergembiralah orang-orang yang beriman yang telah menunaikan perintah Allah SWT untuk berpuasa dan berzakat diakhir Ramadhan untuk mensucikan diri dan hartanya.

Kelak kebahagiaan yang kita peroleh saat berbuka puasa akan diikuti kebahagiaan berikutnya saat berjumpa dengan Allah, semoga Allah jadikan kita semua orang-orang yang bertakwa dan beruntung kelak di akhirat, Amiin.

جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ، وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ، اَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ، وَلِوَالِدَيْنَا وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اللهُ اَكْبَرُ (٣×) اللهُ اَكْبَرُ (٤×) اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا
وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا.

أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُأَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌاَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌعِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Penulis adalah Pimpinan Pondok Pesantren Al-Quran Barakatul Ulum, Ciruas – Pelawad, Kabupaten Serang – Banten.

Editor :Esih Yuliasari

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top