EKBISBANTEN.COM – Selain bisnis perhotelan, perkantoran menjadi salah satu subsektor properti yang paling terpukul oleh pandemi covid-19. Pembatasan aktivitas dan kerumunan orang membuat kantor-kantor terpaksa mengizinkan karyawan bekerja dari rumah atau work from home (wfh).
Konsultan Properti Colliers International Indonesia menyebutkan bahwa subsektor perkantoran pada kuartal III tahun 2022 mulai bangkit dan bergerak naik baik di kawasan central business district (CBD) maupun non-CBD. Kebijakan pemerintah yang mulai menerapkan PPKM Level 1 di seluruh Indonesia dan diperbolehkannya work from office (WFO) 75 persen, mendorong penyerapan ruang kantor bertumbuh.
Colliers memprediksi tingkat hunian ruang perkantoran akan mem-baik didorong dengan pulihnya kondisi ekonomi.
“Bisnis di sektor energi terbarukan diperkirakan akan banyak tumbuh dan meningkatkan oku-pansi sektor perkantoran,” jelasnya, Kamis (25/5/2023).
“Secara umum, siklus property clock saat ini jam 7, mulai ada indikasi membaik. Selama kuartal III-2022 lebih banyak permintaan ruang kantor. Tidak hanya lokal, tetapi juga dari perusahaan-perusahaan internasional,” ungkap Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto dalam acara Colliers Virtual Media Briefing Q3 2022.
Menurut Ferry, pada kuartal III tahun ini banyak perusahaan yang berasal dari sektor logistik dan manufaktur mulai aktif mencari ruang kantor di Jakarta. Sehingga pasar perkantoran sampai akhir tahun 2022 ini diperkirakan bakal terus bergerak naik.
Sementara itu, kinerja untuk kuartal III-2022, kata Ferry, tidak ada gedung baru yang beroperasi di CBD maupun di luar CBD. Pasokan kumulatif perkantoran hingga saat ini mencapai 7,04 juta meter persegi (m2) di CBD dan 3,69 juta m2 di luar CBD.
“Beberapa proyek kembali mengalami kemunduran jadwal penyelesaian dari tahun ini menjadi tahun depan,” kata Ferry.
Dijelaskan, beberapa faktor penyebab lambatnya pemulihan subsek-tor perkantoran ini karena faktor kondisi ekonomi makro berpengaruh terhadap tingkat okupansi ruang perkantoran. Selain itu, pasokan ruang kantor baru juga masih cukup besar.
“Hal ini memungkinkan terjadinya pergeseran penyelesaian beberapa gedung kantor dan juga adanya pasokan tambahan hingga 2023,” kata Ferry.
Sementara itu, untuk tingkat hunian (okupansi) di kawasan CBD mencapai 75,1 persen, dan di luar CBD 75,7 persen. Rata-rata tingkat hunian perkantoran premium dan grade A lebih tinggi dibanding grade di bawahnya. Menurut Ferry, saat ini juga sudah mulai ada beberapa leads & inquiry yang masuk untuk ekspansi atau relokasi.
Untuk harga sewa di kawasan CBD diperkirakan Rp234.342 dan di luar CBD sekitar Rp176.711 per bulan per m2. Harga tersebut merupakan harga yang ditawarkan oleh pemilik gedung. Hal ini kemungkinan turun tergantung penawaran dari pemilik gedung dan penyewa.
“Tarif sewa kantor premium dan grade A cenderung stabil. Saat ini tenants dan pemilik gedung masih harus terus adaptif dan fleksibel,” ujar Ferry.
Namun demikian, berdasarkan data, harga sewa dapat mengalami peningkatan karena ada banyak gedung kelas premium dengan tarif sewa di atas rata-rata keseluruhan. Saran Colliers kepada penyewa, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk relokasi atau renewal dengan paket sewa yang kompetitif.







