SERANG, EKBISBANTEN.COM – Matahari belum sempat meninggi di atas kepala, namun semangat para ojek online (ojol) beragam platform aplikasi di Kota Serang tak kunjung padam. Warna kuning, hijau dan oranye pada jaket mereka terlihat kontras dengan kenyataan yang ada. Sulit rasanya menyatukan beragam warna itu kecuali dengan keluh kesah anak istri mereka.
Jalan aspal memang tak selalu mulus, terkadang ada yang berlubang, bergelombang bahkan mengelupas. Di atas jalan aspal itu sepanjang mata memandang ada para ojol dengan warna jaket berbeda terus menyuarakan jaminan sosial dan status mereka.
Impian mereka tak muluk-muluk, hanya ingin jaminan sosial layaknya para pekerja yang lain. Adalah Triono salah satu dari perwakilan ojol yang ingin mewujudkan mimpi kaumnya itu. Ia paham, agar tujuannya tercapai perlu bersatu membentuk serikat pekerja.
Lalu datanglah ia bersama kawan satu aspalnya menyambangi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten untuk audiensi, agar serikat pekerja ojol sebagai langkah awal sekaligus wadah perjuangan dapat tercapai.
Namun, jangankan serikat pekerja dan jaminan sosial, status pekerja mereka pun dipertanyakan oleh sang lembaga.
“Harus ada pengakuan dari Menakertrans soal status ojol, mitra atau pekerja. Disnakertrans provinsi ga berani memutuskan soal status ojol,” ucap Triono usai audiensi, Rabu (23/8/2023).
Naas, langkahnya masih terhambat pada status. Padahal ia sebagai Ketua Komite Persiapan Pembentukan Serikat Pekerja ojol Banten telah menyiapkan segalanya agar kerjanya di bawah matahari di atas aspal sama dengan para pekerja lainnya.
Kemudian Triono kembali berharap, ia bakal menyambangi Disnakertrans Kota Serang agar keluh kesahnya didengar, agar sedikitnya ada angin segar berupa kabar baik. Sedikit saja, karena ia sudah siap jika harus gigit jari kembali.
“Kami sudah mempersiapkan semua persyaratan pengajuan pembentukan serikat. Dalam waktu dekat akan kami sampaikan ke Disnakertrans Kota Serang,” paparnya.
“Bilamana ada penolakan dengan alasan kalau ojol itu kemitraan bukan pekerja formal, maka kami akan mengkampanyekan seluas-luasnya bahwa ojol dirampas kemerdekaan berserikatnya dan HAM-nya,” tambahnya.
Sekali lagi, Triono masih berharap kembali, kali ini ia hanya percaya pada perjuangannya akan mampu terwujud, akan didengar oleh lembaga lain.
“Kami nanti tetap akan berupaya semaksimal mungkin agar serikat ojol ini terlegalitaskan,” ujarnya.