Selasa, 17 September 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Jelang Pemilu, GP Ansor Banten Usung Politik Kebangsaan

and

| Senin, 17 April 2023

| 16:25 WIB

Ketua Perwakilan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banten Ahmad Nuri usai kegiatan di Sekretariat PW GP Ansor Banten, Dalung, Kota Serang, Kamis (13/4/2023). Foto : Budiman/Ekbisbanten.com

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Ketua Perwakilan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banten Ahmad Nuri, mengusung Politik Kebangsaan. Hal itu ia katakan mengingat tahun pemilu 2024 yang semakin dekat.

“Tentang politik itu maka kita tetap mengusung ada namanya politik kebangsaan, bukan politik dukung mendukung, kader Ansor tidak boleh berpolitik secara praktis dukung mendukung,” ungkapnya usai kegiatan di Sekretariat PW GP Ansor Banten, Dalung, Kota Serang, Kamis (13/4/2023).

Ia menerangkan, politik kebangsaan merupakan politik yang dikembangkan dengan nilai sejarah NKRI. Politik ini dibangun oleh para ulama dari kalangan NU.

Nuri melanjutkan, dirinya tak mempermasalahkan siapapun calonnya, asalkan masih berkomitmen terhadap empat pilar kebangsaan.

“Soal pilihan nanti soal pribadi masing-masing. Siapa saja calegnya, siapa saja presiden yang masih komitmen terhadap Kebangsaan : Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 45. Masih komitmen kita harus menjadi bagian untuk sukseskan itu semua,” terangnya.

Kendati demikian, saat kader Ansor mendukung atau mencalonkan wakil rakyat nanti, ia tak melarangnya dan mengatakan bahwa itu merupakan bagian dari ekspresi politik. Hal itu sah-sah saja menurutnya.

“Terkait dengan kader kita yang mendukung, mencalonkan itu namanya bagi kita telah kita rumuskan, namanya politik solidaritas,” ujarnya.

“Kan semua orang punya ekspresi politik, yang kita bangun dalam politik solidaritas kita dorong, kita bangun, kita ini untuk solidaritas. Jangan sampai solidaritas kita tereduksi oleh kepentingan personal dirinya,” tambahnya.

Terakhir, Nuri menerangkan, jangan sampai kader Ansor terjebak dalam politik praktis serta menggunakan nama Ansor ke dalam ambisi pribadinya.

“Misalkan dia tidak punya makna solidaritas oleh karena itu saya kira tiga dimensi ini yang harus kita usung antara politik kebangsaan, politik afirmasi dan politik solidaritas. Dia harus mampu memilah,” tandasnya.

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top