Kamis, 5 Desember 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Inspiratif! Kisah Kades Tegal Maja Serang Ubah Masalah Jadi Pundi Rupiah

Kosasih Sukma Wijaya

| Jumat, 25 Oktober 2024

| 16:47 WIB

Proses pembuatan pupuk di Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang. Foto: Kosasih/Ekbisbanten.com.

SERANG, EKBISBANTEN.COM-Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, punya permasalahan lingkungan berupa banyaknya kotoran hewan ternak di wilayahnya.

Melihat masalah itu, Kepala Desa Tegal Maja Muhamad Iksan putar otak berupaya bagaimana menyelesaikan kotoran hewan ternak menjadi pundi-pundi rupiah.

Maklum saja, para warga di desanya banyak yang berprofesi sebagai Peternak Kerbau. Akhirnya tercetuslah ide merubah kotoran Kerbau menjadi pupuk.

Ia bilang, kotoran hewan ternak bisa menjadi sumber ekonomi tambahan dengan cara diolah menjadi pupuk. Hal ini tak hanya menjadi solusi kebersihan lingkungan, namun juga menambah nilai ekonomi bagi masyarakat.

“Membuat kompos itu berawal dari permasalahan lingkungan yang ada di Desa Tegal Maja, yaitu di salah satu kampung yang banyak peternak tradisional, kemudian kotorannya ini menjadi masalah lingkungan,” ujar Ikhsan, kemarin.

Mekanismenya sederhana, para peternak akan mengumpulkan kotoran hewan melalui karung yang disediakan. Satu karung dikenakan biaya yang relatif terjangkau.

“Untuk pengambilan perkarung itu saya kenakan Rp 5.000, kemudian diangkut kerumah kompos untuk saya proses kemudian di fermentasi untuk menjadi kompos dan bisa digunakan untuk pertanian.” jelasnya.

Untuk penjualan dan pangsa pasar, sementara ini ia bekerja sama dengan Porles Serang dan TNI.

“Karena kita punya kerjasama visi misi program di Kepolisian Polres Serang juga ada program Polisi Peduli pengangguran (Poliran-red), karena ini bisa menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,”jelasnya.

“Secara marketing, Pak Danrem sendirilah yang sangat mensuport untuk pembinaan dan juga marketingnya,” sambungnya .

Adapun untuk proses pembuatan, Iksan menjelaskan, seperti kotoran hewan Kerbau kemudian ditambah jerami dan sekam, selanjutnya di campur dengan E4, Molase dan Dolomit.

“Nah itu nanti kita campur dan tutup dengan terpal selama dua minggu sebelum kompos itu kita packing,” kata Iksan.

Setelah itu, proses selanjutnya pengemasan. Untuk pupuk yang sudah di packing dengan berat 10 kilogram, dijual dengan harga Rp20.000, karena kompos itu termasuk kompos premium.

“Ini termasuk kompos premium yang memang kompos murni tidak ada campuran dari tanah dan sebagainya,” tukasnya.

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top