EKBISBANTEN.COM-Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Provinsi Banten Rahmat Rogianto mengatakan, tiga wilayah di kabupaten ini masuk dalam kategori backlog tinggi.
“Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak,” ujarnya usai menghadiri acara REI Banten Expo 2024 di Cilegon Center Mall, Sabtu, (26/10).
Perlu diketahui, backlog adalah kondisi kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah yang dibutuhkan masyarakat. Artinya, backlog rumah dapat dikatakan krisis kebutuhan kepemilikan rumah.
Saat ditanya mengenai rincian jumlah backlog di tiga daerah tersebut, ia belum bisa menjabarkan lebih jauh. Data backlog, katanya, sudah lama tak diperbaharui.
“Kalau di Banten ada 600 ribu, itu data sudah lama, belum diadakan pendataan ulang,” ujarnya.
Untuk pengurangan target backlog tahun 2025 di Banten, ia juga belum bisa membeberkan lebih rinci. Sebab, data target pengurangan untuk backlog perumahan ada di para pengembang.
“Kalau backlog agregat dari pembangunannya ke pengembang sama kita. Kalau backlognya kepemilikan kan itu lebih kepenyediaan bagi pengembang, rumah bagi pengembang,” katanya.
“Targetnya kan ada tuh kalau tidak salah, di Banten kita lihat satu juta rumah di perkotaan berapa, itu belum dibagi tuh berapa yang di Banten,” sambungnya.
Kendati demikian, ia yakin backlog di Banten bakal berkurang. Hal ini disebabkan kebijakan pemerintah pusat era Presiden Prabowo yang bakal menargetkan 3 juta rumah bagi masyarakat. Tentunya imbas kebijakan itu akan berpengaruh ke Provinsi Banten.
“Kalau untuk subsidi pasti berpengaruh, saya yakin kalau diintervensi berpengaruh, di Banten yah. Karena kan Jabodetabek, Tangerang, Bekasi itu kan di situ domisili paling banyak, baru menyebar ke Kabupaten Lebak. Kalau diberi intervensi pemerintah di situ pasti akan menggeliat,” tukasnya.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Banten Ameriza M. Moesa menuturkan, backlog kepemilikian rumah di provinsi yang terletak pada bagian barat Pulau Jawa masih tinggi.
“Backlog kepemilikian rumah yang mencapai 12,7 juta Rumah Tangga dan backlog okupansi 6,8 juta Rumah Tangga,” ujarnya.
Hal ini, kata dia, menjadi salah satu potensi ruang untuk meningkatan perekonomian Banten melalui sektor industri properti.