Minggu, 6 Oktober 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Ingin Temui Al Muktabar, Massa Aksi Ngaku Kena Pukul saat Memasuki Kantor Gubernur

and

| Sabtu, 6 Mei 2023

| 11:15 WIB

Aliansi BEM Banten Bersatu saat menggelar Aksi di KP3B, Kota Serang, Jumat (5/5/2023). Foto: Adi Darmawan

SERANG, EKBISBANTEN.COM – Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Banten Bersatu menggelar aksi di KP3B, Kota Serang pada Jumat (5/5/2023).

Massa aksi yang hendak masuk ke Kantor Gubernur Banten mengaku dapat tindakan kekerasan saat ingin bertemu Al Muktabar.

Aksi itu digelar dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional (Hardiknas) dan hari buruh nasional.

Massa aksi memaksa masuk ke Kantor Gubernur Banten karena ingin menyampaikan aspirasi dan sikap terhadap Al Muktabar tentang permasalahan bidang pendidikan dan buruh.

Terlihat salah satu massa aksi sedang mengompres pipinya dengan es batu untuk meredakan nyeri akibat tindakan kekerasan yang diterima.

Koordinator Aksi, Abdul Nurobi Fikri mengaku gesekan terjadi saat massa aksi mencoba masuk ke Kantor Gubernur Banten. Menurutnya, hal itu bagian dari dinamika dari penyampaian aspirasi.

“Dinamika yang terjadi ada kesalahpahaman antara massa aksi dan aparat kepolisian yang mengamankan jalannya aksi sedikit gesekan. Ini bagian dari dinamika saja,” katanya saat di lokasi.

Ia melanjutkan, arah pemukulan tidak diketahui karena massa aksi dan aparat kepolisian terjadi gesekan. Tapi kejadian tersebut bagian dari dinamika rangkaian aksi.

“Kita nggak tahu entah ada yang kepukul dari mahasiswanya, ada yang kepukul juga dari kepolisiannya, ini bagian rangkaian dari aksi kali ini,” ungkapnya.

“Kronologi tadi massa merengsek masuk, ada pressure dari pihak kepolisian dan terjadi bentrokan dan itu aksi kali ini rangkaian dinamika terjadi,” sambungnya.

Dari kejadian itu, pihaknya menyayangkan terhadap tindakan aparat kepolisian. Seharusnya tindakan pengamanan tidak menimbulkan pemukulan.

“Problem yang terjadi gesekan yang terjadi kali ini sangat menyayangkan bagi mahasiswa dan bagi kepolisan juga karena seharusnya tidak terjadi,” jelasnya.

Pada Kesempatan yang sama, Presma Unsera Adi Darmawan menuturkan, aksi itu digelar dengan berbagai tuntutan.

“Kami menuntut, cabut Undang- Undang Cipta Kerja (Ciptaker),
cabut Perda RTRW No. 1 Tahun 2023, wujudkan kampus ramah perempuan dan kaum disabilitas, kembalikan marwah konstitusi,” ungkapnya.

“Menelaah dan menimbang secara sadar bahwa rakyat sebagai kekuatan Demokrasi harus segera melawan berteriak dengan kencang,” tandasnya.

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top