Selasa, 17 September 2024
Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Inflasi: Definisi, Pengukuran, Penyebab dan Pengendaliannya

and

| Senin, 19 Juni 2023

| 11:57 WIB

Ilustrasi via istockphoto.com

EKBISBANTEN.COM – Inflasi merupakan istilah dalam ilmu ekonomi. Tanpa disadari, inflasi sering muncul dalam keseharian kita. Terlebih bagi pelaku usaha, karena berkaitan langsung dengan aktivitas ekonomi. Pelaku usaha memastikan harga-harga yang ada di pasaran. Fenomena inilah yang disebut inflasi.

Inflasi dapat menjadi tolak ukur atau rapor bagi kinerja ekonomi suatu negara atau daerah. Lantas apa definisi, ukuran, penyebab serta cara mengendalikannya? Simak di bawah ini untuk mengetahui lebih dalam soal inflasi.

Definisi Inflasi​​

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Inflasi diartikan sebagai kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.

Dalam laman resmi Bank Indonesia (BI), mendefinisikan Inflasi dengan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia. BPS melakukan survei untuk mengumpulkan data harga dari berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumsi masyarakat. Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung tingkat inflasi dengan membandingkan harga-harga saat ini dengan periode sebelumnya.

Pengukuran IHK

IHK adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi. Berdasarkan the Classification of Individual Consumption by Purpose (COICOP) 2018, IHK dikelompokkan ke dalam 11 (sebelas) kelompok pengeluaran, yaitu:

  • Kelompok makanan, minuman, dan tembakau
  • Kelompok pakaian dan alas kaki
  • Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga
  • Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga
  • Kelompok kesehatan
  • Kelompok transportasi
  • Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan
  • Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya
  • Kelompok pendidikan
  • Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan
  • Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.​

Perlu diketahui, selain pengelompokan berdasarkan COICOP, BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan lain yang dinamakan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi dilakukan untuk menghasilkan indikator inflasi yang menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental.

Dalam inflasi juga mengenal pembagian yakni, inflasi inti dan inflasi non-inti.

Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung stabil atau persisten (persistent component) dalam pergerakannya dan dipengaruhi faktor fundamental. Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi inti meliputi:

  • Interaksi permintaan-penawaran
  • Lingkungan eksternal, seperti: nilai tukar, harga komoditi internasional, dan perkembangan ekonomi global
  • Ekspektasi inflasi di masa depan.

Inflasi non-inti adalah komponen inflasi yang cenderung memiliki tingkat variasi dari rangkaian harga perdagangan dari waktu ke waktu atau volatilitas yang tinggi karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental.
Komponen inflasi non inti terdiri dari:

a. Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food): Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun komoditas pangan internasional.

b. Inflasi Komponen Harga yang Diatur oleh Pemerintah (Administered Prices): Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan sejenisnya. ​

Editor :Rizal Fauzi

Bagikan Artikel

Terpopuler_______

Scroll to Top